Airlangga Optimis Ekspor RI ke Eropa Meningkat 57 Persen Tiga Tahun ke Depan

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 14 Juni 2025 | 18:59 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Dok. Ekon)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Dok. Ekon)

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku optimistis, dalam tiga tahun ke depan, ekspor produk-produk dari Tanah Air ke Eropa, akan meningkat hingga 57 persen, setelah Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) resmi diterapkan. 

"Jadi, kalau ekspor kita naik 50 persen itu setara dengan Vietnam ataupun Malaysia tahun ini. Kalau ini yang kita dorong dengan adanya IEU-CEPA ini nanti tarif-tarif (ekspor komoditas) yang unggulan kita yang sekarang bisa 8-12 persen itu bisa turun ke 0 persen," kata Airlangga dalam keterangannya, Sabtu, 14 Juni 2025. 

Airlangga menjelaskan, keyakinannya terhadap manfaat ekonomi IEU-CEPA bagi Indonesia, berdasarkan studi yang dilakukan oleh CSIS (2021) dan Sustainability Impact Assessment oleh Komisi Eropa (2020). Dari studi tersebut memproyeksika PDB Indonesia akan tumbuh sebesar 0,19 persen, dengan tambahan pendapatan nasional mencapai US$2,8 miliar, dan ekspor Indonesia berpotensi meningkat hingga 57,76 persen dalam tiga tahun ke depan.

Dia menerangkan, beberapa komoditas utama yang mendominasi ekspor Indonesia ke UE yakni minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, fatty acids (oleokimia), produk alas kaki, bungkil kelapa, besi baja, lemak cokelat dan kopra, serta produk berbasis karet dan mesin.

Pada 2024, Uni Eropa menyumbang 6,5 persen atau sekitar US$17,35 miliar dari total ekspor Indonesia yang sebesar US$264,70 miliar. Dalam kurun waktu 2021 hingga 2024, kinerja ekspor Indonesia ke Uni Eropa menunjukkan tren dinamis. 

Nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa mengalami kenaikan tertinggi pada 2022 dengan nilai sebesar US$21,53 miliar, namun mengalami penurunan di tahun berikutnya, sebelum kembali naik sedikit menjadi US$17,35 miliar pada 2024.

Menurut Airlangga, Uni Eropa juga siap mencapai kesepakatan terbaik atas kepentingan Indonesia pada sektor energi terbarukan, pengembangan kendaraan listrik, produk alas kaki dan pakaian, minyak sawit dan perikanan. 

Terkait ekspor produk perikanan,  Indonesia juga meminta Uni Eropa memberikan preferensi yang serupa dengan negara mitra lain. Karena itu, Uni Eropa bersedia membuka lebih banyak akses pasar untuk produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, sepatu, tekstil, dan ikan kaleng (terutama tuna).

"Untuk memaksimalkan manfaat tersebut, Indonesia perlu memastikan kesiapan industri domestik, memperkuat ekosistem pendukung ekspor, serta melakukan harmonisasi kebijakan lintas sektor," kata  Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga berharap, implementasi IEU-CEPA akan membuka peluang besar untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Eropa. Karena kedua pihak belum mempunyai mekanisme Free Trade Agreement (FTA).

"Sebagai pembanding, pengalaman negara-negara Asia lain yang telah lebih dahulu menjalin perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa, seperti Vietnam dan Singapura, menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap kinerja ekspor mereka," pungkas Airlangga.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI