Kemenperin Dorong Industri Perhiasan Nasional Semakin Inovatif agar Berdaya Saing
SinPo.id - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengatakan, pihaknya akan terus mendorong industri perhiasan dalam negeri agar semakin inovatif sehingga bisa berdaya saing di kancah global.
Menurut Reni, pelbagai program strategis yang telah dilaksanakan Kemenperin, seperti restrukturisasi mesin atau peralatan untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas, bimbingan teknis dan pelatihan desain untuk peningkatan kompetensi pelaku industri, serta program e-Smart IKM yang mengakselerasi digitalisasi pemasaran industri kecil dan menengah (IKM).
"Semua program tersebut dijalankan untuk memacu para pelaku industri perhiasan nasional agar bisa lebih tangguh, adaptif dan mampu bersaing di pasar global," kata Reni dalam keterangannya, Sabtu, 14 Juni 2025.
Reni melanjutkan, program lainnya yang juga aktif dilakukan oleh Kemenperin, yakni mendukung penyelenggaraan promosi guna menciptakan ekosistem industri perhiasan yang terus tumbuh dan berkelanjutan. Salah satu bentuk konkret dukungan tersebut diwujudkan melalui kolaborasi dengan Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) dalam penyelenggaraan Bandung Jewellery Fair (BJF) 2025.
Pada kesempatan tersebut, Reni memberikan apresiasi kepada APEPI atas komitmennya yang berkelanjutan dalam menyelenggarakan pameran perhiasan berskala nasional maupun internasional. Upaya ini menjadi langkah strategis untuk memperluas akses pemasaran dan memperkuat pertumbuhan industri perhiasan dalam negeri.
"Kami menyampaikan apresiasi kepada APEPI atas dedikasinya yang secara kontinu menyelenggarakan pameran perhiasan tingkat nasional dan internasional," ujarnya.
Reni juga menjelaskan, industri perhiasan memiliki potensi besar untuk semakin tumbuh dan memiliki tren kinerja yang positif. Kemenperin mencatat, ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia pada triwulan I tahun 2025 mencapai US$1,95 juta, naik 16,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar US$ 1,67 juta.
Menurut Reni, potensi komoditas emas nasional tetap menjanjikan seiring dengan tren harga emas dunia yang meningkat.
"Emas tidak hanya berfungsi sebagai instrumen investasi yang stabil, tetapi juga berperan penting dalam mendukung pengembangan produk perhiasan untuk pasar global," ungkapnya.
Selain itu, permintaan pasar industri perhiasan pada tahun 2025 terjadi peningkatan terhadap perhiasan berkelanjutan (sustainable jewellery), berbasis teknologi, serta desain yang bersifat personal dan inovatif.
"Hal ini menjadi sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan pelaku industri perhiasan Indonesia untuk memperluas pasar ekspor dan meningkatkan daya saing global," tukasnya.
