Pramono Anung: Stabilitas Harga Pangan Jakarta Hasil dari Sistem Pasokan yang Kuat
SinPo.id - Gubernur DKI, Pramono Anung menekankan stabilitas harga pangan di Jakarta merupakan hasil dari strategi jangka panjang dalam membangun sistem pasokan yang solid melalui kerja sama antarwilayah dan peran aktif BUMD.
“Jakarta itu bukan daerah penghasil pangan, jadi yang kami bangun adalah sistem. Kalau sistemnya jalan, harga akan ikut stabil,” kata Pramono di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2025.
Pramono menuturkan, keberhasilan menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok seperti beras, daging, dan telur selama periode-periode penting termasuk momen keagamaan, tidak terjadi begitu saja.
Hal ini, kata dia, merupakan buah dari kolaborasi jangka panjang dengan berbagai daerah penghasil seperti Karawang, Kediri, dan Lampung.
“Di sini, peran BUMD seperti Food Station dan Dharma Jaya sangat penting. Mereka bukan hanya distributor, tapi mitra strategis bagi petani dan peternak di daerah,” ungkap dia.
Menurut Pramono, salah satu bukti nyata efektivitas strategi ini terlihat dari tingginya volume pemotongan hewan kurban di Jakarta saat Idul Adha, yang mencapai 71 ribu ekor, jauh di atas prediksi semula.
"Hal ini menunjukkan bahwa warga merasa harga dan pasokan daging di Jakarta lebih terjangkau dan stabil dibanding wilayah sekitar seperti Bogor, Bekasi, atau Tangerang," kata Pramono.
Lebih jauh, dia juga menyampaikan, penguatan sistem pangan bukan hanya untuk menekan inflasi, tetapi untuk memastikan keadilan akses pangan bagi seluruh warga, terutama kelompok rentan.
“Pangan itu bukan cuma soal harga. Ini soal akses dan keberlanjutan,” imbuhnya.
Pramono menambahkan, konsistensi Jakarta dalam menjaga inflasi agar tetap terkendali sebagai efek langsung dari sistem pasokan yang dirancang dengan prinsip hilirisasi dan kemitraan yang saling menguntungkan.
“Petani dan daerah penghasil mendapat kepastian harga. Kita di Jakarta mendapat kepastian pasokan. Ini simbiosis yang sehat,” tandasnya.
