Gibran Rakabuming Ungkap Alasan Industri Halal Bawa Indonesia Jadi Negara Maju

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 07 Juni 2025 | 23:53 WIB
Gibran Rakabuming
Gibran Rakabuming

SinPo.id -  Wakil Presiden  Gibran Rakabuming Raka mengaku yakin pengembangan industri halal, bisa membawa Indonesia menjadi negara maju dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat. Faktor pendukungnya, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. 

"245 juta jiwa penduduk Indonesia adalah umat muslim, salah satu yang terbesar di dunia. Artinya, kekuatan pasar ada di tangan kita, di negeri kita sendiri," kata Gibran dalam video di akun Youtubenya, Sabtu, 7 Juni 2025. 

Namun, menurut Gibran, potensi pasar itu belum cukup bila tidak diiringi dengan kemandirian ekonomi dan industri halal. Seperti sektor keuangan syariah, industri makanan dan minuman halal, fesyen muslim, kosmetik halal, wisata ramah muslim, lagu, film, hingga konten Islami.

Tahun 2024, lanjut Gibran, Indonesia berada pada 3 besar Global Islamic Economy Index. Ekspor produk halal Indonesia juga terus meningkat dalam 6 tahun terakhir dengan pertumbuhan mencapai 7 persen. Bahkan, 15 dari 30 perusahaan produksi halal terkemuka dunia juga berasal dari Indonesia. 

"Ini menunjukkan potensi besar kita dalam industri halal. Tapi memang harus diakui saat ini Indonesia belum menjadi pemain utama dalam rantai pasok halal dunia. Kita masih menempati peringkat 8 ekeportir produk halal dunia. Bahkan negara lain dengan jumlah lain dengan penduduk muslim yang jauh lebih sedikit dari kita mampu memimpin menjadi peringkat pertama, " ujarnya. 

Artinya, tutur Gibran, sektor industri halal bukan hanya dilirik negara muslim saja, tapi oleh negara-negara lain di dunia. Karena, sektor ini memiliki daya tarik tinggi. Oleh sebab itu, saat ini, halal lifestyle, halal branding sudah semakin meluas di dunia dan menjadi sebuah tren gaya hidup.

Mantan Wali Kota Solo ini menerangkan, tahun 2022, pengeluaran konsumen muslim global mencapai US$ 2,3 triliun dan diproyeksi meningkat menjadi US$ 3,1 triliun di 2027. Potensi terbesar berada pada sektor makanan dan minuman halal, yaitu sebesar 43, kemudian disusul sektor fesyen muslim sebesar 23 persen. 

"Inilah yang berlomba-lomba dibidik oleh banyak negara. Sehingga kita harus bergerak cepat, kita tidak boleh tertinggal, kita harus mampu memaksimalkan potensi lokal yang ada untuk memanfaatkan ruang pasar syariah global, sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI