Jumlah Nakes Gugur Semakin Meningkat, Layanan Kesehatan COVID-19 Dipastikan Terganggu
sinpo, JAKARTA - Kematian tenaga kesehatan akibat terinveksi COVID-19 dilaporkan semakin meningkat hingga Sabtu (3/10/2020).
Tim Mitigasi PB IDI bersama dengan Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyebutkan hingga kemarin jumlah tenaga kesehatan yang gugur kian memprihatinkan.
"Terdapat 130 dokter, 9 dokter gigi terdiri dari 6 dokter gigi umum dan 3 dokter gigi spesialis, serta 92 perawat telah meninggal dunia akibat COVID-19," kata Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Ari Kusuma, SpOG(K), Minggu (4/10/2020).
Dari 130 dokter yang wafat, lanjutnya, terdiri dari 67 Dokter Umum dengan 4 diantaranya merupakan guru besar.
"61 dokter spesialis dengan 4 diantaranya adalah guru besar, serta 2 orang residen," ucapnya.
Ia menuturkan, secara keseluruhan dokter tersebut berasal dari
18 IDI Wilayah atau provinsi dan 61 IDI Cabang Kota/Kabupaten.
Kemudian, kata dia, hal yang memprihatinkan adalah meski pemerintah dan banyak pihak gencar mengampanyekan pentingnya protokol kesehatan, namun jumlah kematian tenaga kesehatan terutama dokter semakin bertambah pesat.
Angka kematian yang cepat ini, menurutnya membuktikan masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, namun juga tidak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.
"Kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan," tuturnya.
Sebagai informasi, jumlah tenaga kesehatan terutama dokter di Indonesia sebelum pandemi COVID-19 merupakan salah satu yang terendah di Asia dan dunia.
Dengan jumlah dokter yang ada, rata-rata 1 (satu) orang dokter diestimasikan melayani 3,000 (tiga ribu) masyarakat.
"Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka kedepannya layanan kesehatan pada pasien baik COVID maupun non-COVID akan terganggu karena kurangnya tenaga medis," pungkasnya.

