PSI Tolak Wisata Pulau Kucing di Pulau Seribu, Francine Widjojo Sebut Bisa Hancurkan Ekosiste
SinPo.id - Francine Widjojo, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, menyatakan penolakannya terhadap rencana menjadikan Pulau Tidung Kecil sebagai wisata pulau kucing. Ia menegaskan bahwa pulau tersebut adalah kawasan konservasi yang wajib dilindungi, bukan zona pariwisata.
Pernyataan itu disampaikannya menanggapi wacana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membuka kemungkinan menjadikan Pulau Tidung Kecil sebagai destinasi wisata bertema kucing, seperti konsep yang sukses diterapkan di Jepang.
"Jelas disebutkan dalam Perda DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2024 bahwa Pulau Tidung Kecil adalah kawasan konservasi perairan dan strategis dari sudut kepentingan fungsi lingkungan hidup," kata Francine kepada wartawan, Minggu 1 Juni 2025.
Ia merujuk pada Pasal 70 ayat 2 dan Pasal 94 ayat 1 dalam Perda tersebut, yang mengatur bahwa Pulau Tidung Kecil harus dijaga ekosistemnya. Francine menyebut kawasan itu menjadi lokasi penangkaran penyu sisik, pembibitan mangrove, hingga budidaya sukun botak.
Predator Invasif
Francine mengingatkan bahwa kucing merupakan predator invasif yang bisa membahayakan keberadaan burung, reptil, amfibi, dan hewan endemik lain yang hidup di pulau tersebut. Jika dilepas dalam jumlah besar, dikhawatirkan akan memusnahkan satwa asli.
"Pulau itu bukan kawasan permukiman, jadi sumber makanan alami kucing sangat terbatas. Kondisi ini berbeda dengan daratan Jakarta," tegasnya.
Francine menambahkan, jika relokasi 1,5 juta kucing liar Jakarta dilakukan ke pulau tersebut, maka populasi liar justru bisa bertambah dua kali lipat. Ia juga menyoroti risiko ledakan populasi tikus jika predator alami seperti kucing dipindahkan dari wilayah daratan.
Ia mendorong agar dana wisata pulau kucing dialihkan untuk membangun pusat kesehatan hewan (Puskeswan) di setiap kota administrasi di Jakarta, serta menjadikan Puskeswan Ragunan sebagai RS hewan daerah pertama yang berstandar internasional.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sebelumnya menyatakan ide wisata pulau kucing dapat menjadi daya tarik baru seperti di Jepang, bahkan mendatangkan pemasukan bagi Kepulauan Seribu. Namun, Francine mengingatkan bahwa kondisi ekologis setiap negara berbeda.
"Kalau tidak hati-hati, justru yang kita rusak adalah warisan alam yang tak tergantikan," tutupnya.
