Gus Ipul Tegaskan Pendidikan Bukan Sekadar Gelar tapi Senjata Lawan Kemiskinan
SinPo.id - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul menegaskan, pendidikan merupakan fondasi utama dalam memerangi kemiskinan struktural di Indonesia.
Dalam sambutannya pada rapat terbuka senat Universitas Islam Jember (UIJ), Gus Ipul menyoroti pentingnya peran ilmu dalam menciptakan perubahan sosial yang nyata di tengah masyarakat.
“Pendidikan bukan hanya soal memperoleh gelar, tapi tentang membangun kesadaran, memperluas peluang, dan melahirkan keberanian untuk mengubah nasib,” ujar Gus Ipul dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu, 31 Mei 2025.
Dia juga mengingatkan, akses pendidikan tinggi masih menjadi kemewahan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Adapun data menunjukkan ratusan ribu anak terhenti pendidikannya sejak tingkat dasar, dan sepertiga lulusan SMP tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMA.
“Melanjutkan hingga sarjana adalah capaian besar yang harus dibarengi dengan tanggung jawab sosial. Karena setiap ilmu yang kita miliki adalah amanah untuk membantu sesama,” tutur dia.
Menurut Gus Ipul, kemiskinan tak bisa diselesaikan hanya dengan bantuan tunai atau belas kasihan, tapi dengan pendekatan yang terstruktur, terukur, dan berpihak. Dia mencontohkan program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif pendidikan tanpa biaya dari Kemensos bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
“Sekolah Rakyat adalah bukti bahwa kami ingin menyelesaikan kemiskinan dari akarnya. Bukan sekadar memberi bantuan, tapi memberikan masa depan,” kata Gus Ipul.
Dalam kesempatan itu, dia juga menekankan pentingnya kontribusi lulusan sarjana di luar ruang kerja formal. “Hari ini kalian diwisuda, besok kalian adalah agen perubahan. Jangan tunggu panggilan pekerjaan, ciptakan perubahan dari tempat kalian berasal,” pesannya.
Gus Ipul pun mengajak para lulusan untuk kembali ke masyarakat dengan semangat mengabdi, baik melalui penguatan UMKM, literasi digital, maupun pemberdayaan desa.
“Pendidikan kalian harus terasa manfaatnya di jalan-jalan kampung, di sawah-sawah, di ruang-ruang kelas kecil tempat anak-anak bermimpi,” tandasnya.

