Stok Beras Tembus 4 Juta Ton, Mentan: Ini Simbol Kemandirian Bangsa

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 30 Mei 2025 | 12:52 WIB
Ilustrasi Presiden Prabowo sedang mengoperasikan alat panen padi. (SinPo.id/dok. Kementan)
Ilustrasi Presiden Prabowo sedang mengoperasikan alat panen padi. (SinPo.id/dok. Kementan)

SinPo.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, tercapainya cadangan beras pemerintah (CBP) 4 juta ton, merupakan simbol kuat peningkatan kesejahteraan petani dan kemandirian bangsa. 

Menurut dia, pencapaian 4 juta ton ini bukan sekadar angka statistik, melainkan simbol kuat dari meningkatnya kesejahteraan petani dan kemandirian bangsa.

"Semua pihak telah bekerja bahu-membahu hingga Indonesia mencapai cadangan beras terbesar dalam sejarah," kata Amran dalam keterangannya, Jumat, 30 Mei 2025. 

Adapun berdasarkan laporan real-time per Kamis, 29 Mei 2025 pukul 21.41 WIB, serapan setara beras oleh Bulog telah mencapai 2.407.257 ton, dan total stok beras nasional resmi tercatat sebesar 4.001.059 ton. Ini untuk pertama kalinya sejak Perum Bulog berdiri pada 1969, stok CBP menembus angka fantastis 4 juta ton. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada Januari–Mei 2025 diperkirakan mencapai 16,55 juta ton, meningkat tajam 11, 95 persen dari tahun sebelumnya.

Capaian tersebut juga sejalan dengan kinerja serapan Bulog yang mencatat rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Hingga akhir Mei 2025, Bulog telah menyerap lebih dari 2,4 juta ton beras lokal, melonjak lebih dari 400 persen dibandingkan rata-rata serapan dalam periode sama 5 tahun terakhir yang hanya berada di kisaran 1,2 juta ton.

"Ini menunjukkan bahwa produksi dalam negeri tidak hanya meningkat, tapi juga diserap secara masif langsung dari petani. Langkah ini efektif memperkuat cadangan nasional dan menjaga kestabilan harga di tingkat petani," terangnya. 

Amran menilai, capaian spektakuler ini tak lepas dari gagasan besar Presiden Prabowo Subianto, yang secara konsisten mendorong berbagai terobosan strategis melalui penerbitan Instruksi Presiden (Inpres) untuk memperkuat produksi dan memudahkan petani dalam berusaha tani.

"Presiden Prabowo memberi perhatian luar biasa pada pertanian. Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen sebesar Rp 6.500/kg dan penghapusan sistem rafaksi menjadi bukti nyata. Petani kini menikmati harga jual yang menguntungkan, bahkan di saat panen raya," paparnya.

Lebih lanjut, Amran menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi terhadap capaian ini.

"Saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh petani Indonesia, Komisi IV DPR RI, TNI, Polri, Kejaksaan, Gubernur, Bupati, Kepala Dinas Pertanian, PIHC, Perum Bulog, para pengamat, akademisi, pelaku usaha penggilingan, penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan para media. Semua pihak telah bekerja bahu-membahu hingga Indonesia mencapai cadangan beras terbesar dalam sejarah," kata Amran. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI