Razia PMKS di Jakarta Timur Jaring Tiga Pengemis Bawa Anak, Petugas Tegas Bawa ke Panti Pembinaan

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 27 Mei 2025 | 05:25 WIB
Pengemis (pixabay)
Pengemis (pixabay)

SinPo.id -  Personel gabungan Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) menggelar razia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada Senin malam di sejumlah ruas jalan, khususnya di sekitar Stasiun dan JPO Klender Baru. Dari razia tersebut, petugas menjaring tiga orang pengemis yang membawa anak untuk mengemis dan juga pengamen.

Kepala Satpol PP Kecamatan Duren Sawit, Jamal, menjelaskan bahwa razia ini merupakan tindak lanjut arahan pimpinan untuk menertibkan PMKS yang membawa anaknya beraktivitas di jalan. “Kegiatan malam ini merupakan lanjutan arahan pimpinan terkait PMKS yang bawa anaknya di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Klender baru. Hasilnya mendapatkan tiga PMKS,” ujar Jamal usai razia, Senin dini hari.

Razia dimulai sekitar pukul 19.00 WIB melibatkan Camat Duren Sawit, Kasie Pemerintah Kecamatan, Polsek, Sudin Perhubungan, dan Sudin Sosial Jakarta Timur melalui Satuan Tugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S).

Saat razia, petugas sempat berdebat dengan seorang perempuan pengemis yang menolak pendataan karena belum mulai mengemis di wilayah tersebut. Razia menyasar beberapa titik, termasuk Jalan I Gusti Ngurah Rai di depan Stasiun Klender Baru.

Jamal menambahkan, tujuan razia adalah untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman masyarakat dari gangguan kejahatan jalanan, serta mencegah eksploitasi anak-anak yang dibawa oleh PMKS untuk mencari keuntungan.

“Tiga PMKS ini selanjutnya kita bawa ke panti Cipayung untuk diadakan pembinaan. Imbauan untuk masyarakat terkait PMKS agar tidak ada lagi, karena ini keluhan dan keresahan masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, di lokasi yang sama sempat terjadi kericuhan saat petugas berusaha menertibkan seorang pengemis yang membawa anak dan mengenakan kostum badut. Pengemis tersebut menangis histeris dan dikerumuni oleh preman setempat yang berusaha membelanya. Petugas kemudian hanya memberikan edukasi dan meminta pengemis tersebut pergi untuk menghindari kerusuhan lebih lanjut.

Pelaksana Tugas Kepala Sudin Sosial Jakarta Timur, Rizqon Hermawan, mengungkapkan pengemis tersebut masih memiliki suami yang bekerja sebagai sopir angkot. Ia juga menegaskan bahwa laporan masyarakat terkait keberadaan pengemis ini sudah diterima berkali-kali dan petugas terus melakukan upaya penertiban.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI