HIPMI Dukung Danantara Pangkas BUMN Jadi 200 Perusahaan

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 23 Mei 2025 | 12:52 WIB
Sekretaris Jenderal BPP HIPMI Anggawira. (SinPo.id/dok. pribadi)
Sekretaris Jenderal BPP HIPMI Anggawira. (SinPo.id/dok. pribadi)

SinPo.id - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyambut baik langkah strategis yang akan diambil Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) dalam proses konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk merampingkan jumlahnya dari 888 perusahaan menjadi di bawah 200 entitas. Kebijakan ini dipandang sebagai langkah progresif untuk memperkuat efisiensi, transparansi, dan kolaborasi antara BUMN dengan sektor swasta nasional.

"Kami melihat ini sebagai bentuk modernisasi tata kelola BUMN. Saatnya BUMN berperan sebagai lokomotif pertumbuhan, bukan sebagai kompetitor dari sektor swasta," kata Sekretaris Jenderal BPP HIPMI, Anggawira, di Jakarta, Jumat, 23 Mei 2025.

HIPMI memandang, langkah ini sebagai bagian dari prinsip right-sizing, yang tidak hanya mendukung efisiensi fiskal negara tetapi juga membuka ruang lebih besar bagi kontribusi sektor swasta, khususnya pengusaha muda, UMKM, dan startup yang kini menjadi motor baru ekonomi nasional. Dengan menyisakan hanya BUMN yang benar-benar strategis, negara dapat lebih fokus pada sektor vital seperti energi, pertahanan, dan infrastruktur dasar.

"Yang bisa dikerjakan oleh swasta, serahkan ke swasta. Negara cukup mengambil peran dalam sektor-sektor strategis. Ini adalah waktu yang tepat untuk mendorong kemitraan, co-investment, serta transfer teknologi antara BUMN dan sektor swasta nasional," tuturnya.

HIPMI menekankan pentingnya transparansi dalam proses restrukturisasi ini. Diperlukan roadmap yang inklusif dan partisipatif agar transformasi BUMN tidak hanya berdampak pada efisiensi institusional, tetapi juga menciptakan peluang pertumbuhan baru bagi pelaku usaha nasional.

"Transformasi ini harus menciptakan efek domino positif. BUMN yang ramping dan adaptif akan lebih mudah berkolaborasi, melakukan spin-off unit bisnis yang bisa digarap swasta, dan membuka jalan bagi startup untuk masuk ke rantai pasok nasional," tegas Anggawira.

HIPMI juga menilai, langkah Danantara sebagai bagian integral dari visi besar Indonesia Emas 2045. Di mana, keberhasilan pembangunan ekonomi ditentukan oleh sinergi antara negara sebagai fasilitator dan dunia usaha sebagai penggerak utama.

"HIPMI siap menjadi mitra strategis pemerintah dan Danantara dalam memastikan transformasi BUMN berjalan dengan prinsip kolaborasi, akuntabilitas, dan keberlanjutan," tutup Anggawira.

Sebelumnya, BPI Danantara berencana merombak ulang jumlah BUMN beserta anak-cucunya. Kekinian, jumlah BUMN berserta anak-cucunya sebanyak 888 perusahaan.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan, bukan tidak mungkin Danantara  akan memangkas jumlah BUMN  itu tersisa 200 perusahaan.

"Nah, ini akan terjadi dari 888 perusahaan, kita harapkan ini akan menjadi kurang dari 200 perusahaan yang skalanya besar dan memiliki kemampuan, daya kompetisi yang kuat," ujar Dony.

Menurut dia, proses pemangkasan itu bisa aja dalam bentuk penutupan perusahaan hingga menyatukan dua perusahaan menjadi satu atau merger.

"Ada juga kita melakukan turn around daripada bisnisnya, mungkin ada juga yang akan kita tutup, tergantung daripada hasil fundamental business review," kata Dony.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI