Kemendagri Minta Pemda Percepat Penyediaan Lahan untuk MBG

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 22 Mei 2025 | 20:55 WIB
Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir (SinPo.id/ Dok. Kemendagri)
Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir (SinPo.id/ Dok. Kemendagri)

SinPo.id - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menginstruksikan pemerintah daerah (Pemda) di seluruh Indonesia untuk mempercepat penyediaan lahan guna mendukung  program Makan Bergizi Gratis (MBG). Percepatan pengumpulan data ini penting agar pelaksanaan MBG di berbagai daerah bisa segera berjalan.

"Data tersebut sangat diperlukan bagi BGN karena dari data-data itu 'kan harus dicek lagi. Harus dicek lagi mana yang layak dan mana yang tidak layak," kata Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir dalam keterangannya, Kamis, 22 Mei 2025. 

Adapun dua pekan lalu, Mendagri Tito Karnavian dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, meminta Pemda mengajukan maksimal 10 opsi lokasi lahan yang akan digunakan sebagai satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur umum MBG.

Menurut Tomsi, alasan maksimal 10 lokasi yang diajukan, tujuannya jika satu lokasi tidak memungkinkan, masih tersedia alternatif lainnya. Hal ini untuk mengantisipasi adanya perubahan dan penyesuaian anggaran. Dan, sangat penting ketersediaan lahan, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Tomsi melanjutkan, pemerintah menargetkan 1.542 dapur sudah bisa dibentuk pada bulan Agustus mendatang. Dapur-dapur ini akan menjadi tempat memasak dan distribusi MBG untuk anak-anak sekolah. Lokasi dapur pun diupayakan sedekat mungkin dengan sekolah-sekolah.

"Dicarikan titik yang paling strategis, yang paling strategis sekali lagi," ucapnya 

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN Nyoto Suwignyo mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar lahan untuk dapur MBG berstatus hak pakai yang dipinjam dari Pemda.

Dia berharap, lokasi berada dekat dengan sekolah-sekolah yang mencakup paling tidak 3.000 siswa dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit.

"Artinya, lokasi ini kami harapkan jangan jauh dari kelompok sasaran," ujar Nyoto.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI