Dongkrak Lifting Migas, Bahlil: Jangan Lagi Pakai Cara yang Lazim
SinPo.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, target lifting minyak dan gas bumi (migas) nasional sebesar satu juta barel per hari pada tahun 2030, tidak lagi dapat dicapai dengan cara-cara konvensional.
Menurut dia, diperlukan langkah-langkah inovatif di luar kebiasaan, agar target tersebut benar-benar terwujud.
"Kami dari Kementerian ESDM terpaksa melakukan hal-hal yang di luar kelaziman. Karena kalau hal-hal yang lazim, rasanya lifting kita akan seperti itu saja," kata Bahlil pada Bahlil pada Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA Convex) ke-49, ditulis Kamis, 22 Mei 2025.
Bahlil menyampaikan, kementeriannya menetapkan tiga pilar strategi utama untuk menggenjot lifting migas. Pertama, optimalisasi produksi dengan penerapan teknologi mutakhir, termasuk metode Enhanced Oil Recovery (EOR) dan peralihan teknik pengeboran vertikal ke horizontal. Terobosan ini terbukti mampu meningkatkan perolehan minyak dari cadangan yang ada.
Kedua, reaktivasi sumur-sumur migas yang sudah lama idle (tidak aktif) untuk memaksimalkan produksi lapangan yang selama ini kurang terjamah. Ketiga, eksplorasi intensif terhadap cekungan-cekungan migas yang belum tergarap. Dari 128 cekungan di seluruh Indonesia, sebanyak 68 di antaranya masih menyimpan potensi besar yang belum dimanfaatkan.
Guna mempercepat kegiatan eksplorasi, Bahlil mengumumkan rencana pelelangan 60 Wilayah Kerja (WK) migas baru hingga tahun 2028. Tender ini diharapkan membuka pintu investasi baru sekaligus memperkuat cadangan energi nasional.
"Akan kita tenderkan dalam waktu 2-3 tahun ke depan. Atas arahan Bapak Presiden, kami mohon arahan kalau memang bisa kita cepat laksanakan maka kita akan lakukan," ujar Bahlil.
Di sisi lain, pemerintah menyiapkan berbagai insentif demi menarik minat investor. Antara lain peningkatan bagi hasil migas kepada kontraktor hingga 50 persen serta peningkatan Internal Rate of Return (IRR) proyek hulu migas menjadi sekitar 15-17 persen.
"Kita memberikan satu formulasi sweetener yang ekonomis. Jadi target negara bisa ditingkatkan lifting, tetapi para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) juga tidak rugi. Tetapi negara juga harus mendapat untung. Jadi kita atur win-win (solusi)," kata Bahlil.
Sebagai bukti komitmen, kontrak bagi hasil untuk tiga WK dari tahap II lelang 2024, yaitu WK Kojo, WK Binaiya, dan WK Serpang telah ditandatangani di hadapan Presiden Prabowo Subianto. Nilai investasi yang dijanjikan mencapai US$ 13,3 juta, dengan bonus tandatangan total sebesar US$ 700 ribu. Ketiga WK ini merupakan wilayah eksplorasi dengan jangka waktu kontrak 30 tahun menggunakan skema cost recovery.
