AHY: Mari Bersatu Bangun Asia Tenggara yang Tangguh dan Adil

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 21 Mei 2025 | 16:38 WIB
Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono. (SinPo.id/dok. Kemenko IPK).
Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono. (SinPo.id/dok. Kemenko IPK).

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan, sebagai negara demokrasi terbesar keempat di dunia dan jembatan alami antara Asia, Afrika, dan Pasifik, Indonesia siap membantu membentuk agenda pembangunan yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga adil, bagi Asia Tenggara. 

Menurut dia, setidaknya ada tiga imperatif utama untuk masa depan Asia Tenggara, yaitu mengintegrasikan keberlanjutan dengan kemakmuran, menghubungkan inovasi global dengan aksi lokal, dan memperkuat kerja sama regional dengan ASEAN sebagai pusatnya.

"Mari kita bersatu dalam tujuan dan teguh dalam tindakan untuk membangun Asia Tenggara yang tangguh dan adil," kata AHY  saat memberikan pidato dalam Southeast Asia Summit for Prosperity and Sustainability di Universitas Stanford, Amerika Serikat (AS) Selasa, 20 Mei 2025, waktu setempat. 

Pidato itu disambut hangat oleh para peserta dari kalangan akademisi, pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan organisasi pembangunan internasional.

AHY menilai, Asia Tenggara tak lagi hanya menjadi wilayah yang bereaksi terhadap perubahan global, tetapi kini turut mendorongnya. Dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia dan kelas menengah yang berkembang pesat, kawasan ini memiliki peluang besar untuk memimpin transformasi global yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dalam konteks Indonesia, AHY memaparkan langkah-langkah nyata yang tengah diambil di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Di antaranya, penguatan ketahanan pangan dan air, percepatan energi terbarukan seperti panas bumi dan waste-to-energy, serta pembangunan infrastruktur tahan iklim untuk menghadapi tekanan urbanisasi dan perubahan iklim.

"Transisi hijau harus menjadi jalan menuju kehidupan yang lebih baik, bukan sekadar target teknokratis. Solusi harus pragmatis, adil, dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat," ujarnya.

Ketua Umum Partai Demokrat ini juga menggarisbawahi pentingnya menjembatani teknologi global dengan kebutuhan lokal. 

"Kita tidak hanya butuh inovasi yang cepat, tetapi juga distribusi yang adil. Teknologi harus dirancang bersama komunitas, bukan hanya dibawa dari luar," tuturnya.

Dalam konteks kerja sama regional, AHY mendorong transformasi ASEAN dari forum konsensus menjadi platform pemecahan masalah. Ia lantas mengajak AS sebagai mitra strategis lama, untuk meningkatkan keterlibatan dalam proyek infrastruktur berkelanjutan di kawasan.

"Sebagai negara demokrasi terbesar keempat di dunia dan jembatan alami antara Asia, Afrika, dan Pasifik, Indonesia siap membantu membentuk agenda pembangunan yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga adil. Kemakmuran harus inklusif, dan keberlanjutan harus mencerminkan realitas Asia Tenggara, tempat ketahanan dibangun bukan hanya di ruang rapat, tapi juga di ladang, desa, pesisir, dan ekonomi informal," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI