Pengantin Pria di Palembang Hampir Tewas Dibacok dan Diancam Ditembak Menjelang Akad Nikah

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 12 Mei 2025 | 02:01 WIB
Pembacokan (pixabay)
Pembacokan (pixabay)

SinPo.id -  Seorang pengantin pria di Palembang, Sumatera Selatan, nyaris kehilangan nyawanya setelah diserang oleh kelompok tak dikenal tepat menjelang acara akad nikahnya pada Minggu 11 Mei 2025. Insiden itu terjadi di Jalan Panca Usaha, Palembang, saat Ahmad Anda (31) bersama keluarganya tiba di lokasi acara pernikahan.

Menurut keterangan saksi, setelah Ahmad turun dari mobil, tiba-tiba empat orang pria muncul dan langsung menyerang korban dengan senjata tajam dan senjata api. Salah satu pelaku yang diketahui bernama Ian, ikut serta dalam serangan brutal tersebut.

Serangan mendadak tersebut membuat para tamu dan keluarga yang sudah hadir terkejut dan panik. Mereka berlarian menyelamatkan diri dari situasi yang mencekam. Ahmad, yang tidak sempat melakukan perlawanan, mengalami luka serius akibat sabetan senjata tajam yang mengenai bagian kepala, tangan, dan kakinya.

Korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari, Palembang, dan saat ini masih dirawat di ruang intensif dalam kondisi kritis dengan hampir seluruh tubuhnya terbalut perban. Akibat serangan tersebut, resepsi pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi pasangan tersebut terpaksa dibatalkan.

Ibu korban, Ningcik, yang ditemui di rumah sakit, masih dalam keadaan syok dan sangat sedih atas musibah yang menimpa anaknya. “Kami kaget, kami tidak tahu siapa pelakunya dan apa motifnya, begitu kami turun kami diserang,” ujarnya dengan suara gemetar.

Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Palembang telah menerima laporan dan sedang melakukan penyelidikan. Kapolsek Seberang Ulu I Palembang, Ajun Komisaris Polisi Herri, menyampaikan bahwa motif serangan ini diduga berkaitan dengan dendam lama antara pelaku dan korban. “Kami akan mengungkap motif ini setelah para pelaku tertangkap. Kami sedang mengumpulkan keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian,” ujarnya.

Ahmad yang masih terbaring di rumah sakit, mengungkapkan bahwa pelaku berjumlah lima orang, dengan tiga di antaranya menggunakan senjata tajam jenis parang, sementara satu orang lainnya membawa pistol dan menghalangi mobilnya. Ahmad mengenali salah satu pelaku yang bernama Jono alias Ian. “Dia itu nuduh aku cepu (informan polisi), padahal aku tidak merasa. Kami pernah ribut di atas Jembatan Kertapati,” ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, perselisihan tersebut terjadi pada 2019 lalu, yang kemudian memuncak pada insiden ini. Dicurigai sebagai motif balas dendam, serangan tersebut berlangsung saat Ahmad tengah mempersiapkan acara pernikahan yang telah lama dinantikan. Ahmad yang tidak membawa senjata, hanya bisa lari dan masuk ke rumah warga untuk menyelamatkan diri dalam keadaan penuh darah.

“Sempat dikira dikejar polisi karena ada suara tembakan. Setelah tahu kondisinya, saya langsung dibawa ke rumah sakit,” jelas Ahmad.

Penyelidikan lebih lanjut oleh kepolisian diharapkan segera mengungkap siapa saja pelaku dan motif yang mendasari serangan brutal ini.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI