Ferry: Bung Hatta Ingin Koperasi Jadi Pembebas Belenggu Kapitalisme
SinPo.id - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengungkapkan Bung Hatta meyakini koperasi bukan sekadar bentuk usaha, tetapi jalan menuju transformasi sosial dan ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pelaku utama.
"Beliau menekankan bahwa koperasi adalah alat perjuangan rakyat untuk membebaskan diri dari belenggu kapitalisme dan ketimpangan," kata Ferry dalam Seminar Nasional Pemikiran Bung Hatta, Sabtu, 10 Mei 2025.
Tak hanya itu, lanjut Ferry, koperasi yang juga sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat dan mewujudkan kemandirian ekonomi, dapat diimplementasikan dengan koperasi yang memiliki nilai tambah dan berjiwa wirausaha.
"Gagasan koperasi Bung Hatta tidak bisa dilepaskan dari landasan konstitusional bangsa kita, yaitu Pasal 33 UUD 1945," terangnya.
Bahkan, menurut Ferry, dalam pasal ini ditegaskan pula cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. "Artinya, mandat konstitusi ini selaras secara prinsipil dengan gagasan koperasi," ucapnya.
Oleh sebab itu, salah satu bentuk kongkrit dari komitmen ini adalah peluncuran program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih. "Kopdes/Kel Merah Putih adalah upaya besar dan bersejarah untuk mengatasi berbagai persoalan struktural di pedesaan, seperti rantai distribusi yang panjang, terbatasnya akses permodalan, dan maraknya pinjol ilegal," kata Ferry.
Melalui program Kopdes/Kel Merah Putih, pemerintah ingin membangun pusat ekonomi desa yang kuat, mandiri, dan berkeadilan. "Ini adalah langkah untuk memperpendek rantai distribusi, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja baru," ucapnya.
Ferry meyakini pembangunan ekonomi tidak akan berhasil jika tidak dimulai dari desa. Maka, Kopdes Merah Putih harus menjadi jantung ekonomi lokal, mengelola potensi wilayah, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan semangat kolektif.
"Namun, semua itu tidak akan berhasil tanpa keterlibatan seluruh elemen bangsa, mulai dari akademisi, pelaku usaha, generasi muda, dan masyarakat sipil. Bagi saya, seminar ini sangat penting sebagai ruang kolaborasi dan refleksi, sekaligus meneguhkan kembali semangat Bung Hatta bahwa koperasi bukan milik pemerintah, melainkan milik rakyat," tukasnya.

