DPR Kritisi Rencana Kemenprin Standarisasi Masker Kain

Laporan: Lilis
Senin, 28 September 2020 | 16:21 WIB
Ilustrasi masker yang dipakai Istri Kasad (Dok. Dispenad)
Ilustrasi masker yang dipakai Istri Kasad (Dok. Dispenad)

sinpo - Anggota Komisi VI DPR RI, Achmad Baidowi menilai rencana Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam merumuskan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk masker dari kain perlu disikapi dengan kritis dan proporsional. 

Di satu sisi, menurutnya, standarisasi ini penting untuk memastikan standar kesehatan masker yang diperjualbelikan di pasaran, namun di sisi lain harus bisa memudahkan produsen, mengingat produksi masker kain ini banyak dilakukan industri miko dan kecil bahkan perorangan.

"Kemenperin harus bisa memberikan panduan yang memudahkan produsen, khususnya industri kecil menengah bisa memproduksinya dengan mudah. Sehingga kualitas masker kain diproduksi IKM dan dipasarkan UMKM bisa diterima di pasaran dan konsumen juga bisa mendapatkan jaminan atas kualitas masker kain yang mereka gunakan," kata Baidowi. 

Ia menambahkan pemerintah dalam hal ini Kemeneprin harus bisa memastikan standar yang telah ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI) 8914:2020 Tekstil-Masker dari kain itu bisa dipertanggungjawabkan dan tidak berubah-ubah, sehingga nantinya masker yang dibuat bisa terus bisa dipergunakan. 

"Jangan sampai ada perubahan RSNI sehingga membuat produk di pasaran harus ditarik kembali yang ini akan merugikan IKM maupun konsumen. SNI yang telah dirumuskan itu telah ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI) 8914:2020 Tekstil-Masker dari kain melalui Keputusan Kepala BSN Nomor Nomor 408/KEP/BSN/9/2020 pada 16 September 2020 lalu," ujarnya.
 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI