Hippindo: Banyak Toko Ritel yang Tutup karena Kalah Saing

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 07 Mei 2025 | 14:38 WIB
Ilustrasi toko ritel. (SinPo.id/Shutterstock)
Ilustrasi toko ritel. (SinPo.id/Shutterstock)

SinPo.id - Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Hippindo Budihardjo mengatakan, salah satu penyebab sejumlah toko ritel, terutama di wilayah perkotaan, menutup gerainya, karena tingginya biaya operasional dan ketidakmampuan bersaing dengan peritel yang memiliki skala bisnis besar. 

"Mungkin costing-nya besar. Misalnya tokonya cuma 10. Tidak bisa bersaing dengan yang tokonya banyak," kata Budihardjo kepada wartawan, Rabu, 7 Mei 2025.

Budihardjo juga menilai, pergeseran preferensi konsumen ke platform online, termasuk menjadi tantangan tersendiri bagi peritel konvensional. Kendati demikian, keberadaan toko offline tetap relevan dan para pemain ritel konvensional kini juga aktif merambah ke ranah online.

Untuk itu, Budihardjo optimis, prospek industri ritel di Indonesia akan tetap tumbuh positif di tengah maraknya toko ritel yang berguguran. Karena, populasi Indonesia, yang mencapai sekitar 270 juta jiwa, menjadi pasar domestik yang sangat potensial, ditambah peluang ekspor juga menjadi angin segar bagi pertumbuhan industri ini.

Adapun proyeksi pertumbuhan ritel di Indonesia, bervariasi tergantung semennya. Sebagai contoh, segmen personal care, pertumbuhan bahkan bisa mencapai 10 persen dengan kontribusi terbesar dari penjualan online, sedangkan segmen minimarket diperkirakan tumbuh sekitar 8-9 persen.

Mengenai potensi berlanjutnya penutupan toko ritel tahun ini, Budihardjo memperkirakan dampak perang dagang AS dan China akan mempengaruhi kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Untuk mengantisipasi dampak negatif ini, pelaku industri ritel berharap pemerintah dapat memberikan dukungan melalui kemudahan perizinan berusaha, pengurangan beban pajak, serta memberikan stimulus ekonomi seperti bantuan langsung tunai (BLT) atau voucher belanja guna meningkatkan daya beli masyarakat.

Hippindo juga meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan efisiensi anggaran supaya ekonomi Indonesia dapat bergairah kembali.

Sejumlah toko ritel, terutama gerai-gerai besar dan modern, telah menutup atau mengurangi jumlah gerainya di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa peritel besar yang menutup gerainya antara lain Giant, Matahari Department Store, dan Alfamart.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI