LG Hengkang, Apindo Pastikan Investor Korea Tetap Minati Indonesia

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 28 April 2025 | 17:09 WIB
Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani. (SinPo.id/dok. Apindo)
Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani. (SinPo.id/dok. Apindo)

SinPo.id - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, meminta agar tidak perlu khawatir atas mundurnya perusahaan baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan, LG Energy Solution,  dari proyek ekosistem baterai EV di Indonesia senilai USD 7,7 miliar atau sekitar Rp128,84 triliun. Karena, perusahaan atau investor lainnya dari Korsel banyak yang mau masuk ke Indonesia. 

"Jadi, walaupun LG punya rencana lain, banyak juga kesiapan investor lain yang mau masuk. Termasuk juga Korea melihat dari banyak sektor," kata Shinta di Jakarta, Senin, 28 April 2025. 

Shinta menyampaikan, investor-investor lain asal Korsel saat ini tengah melirik berbagai sektor yang dapat dijajaki di Indonesia. Mulai dari kendaraan listrik, ritel, petrokimia, teknologi hijau, teknologi finansial (fintech), hingga sektor manufaktur dengan teknologi canggih.

"Jadi, kalau urusannya cuma soal ekosistem di Indonesia, ya pasti tidak mungkin mereka (investor Korea lainnya) berminat masuk ke Indonesia," tegasnya.

Shinta juga meminta agar tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa alasan konsorsium Korea Selatan (Korsel) dari investasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV), disebabkan oleh ekosistem baterai di Indonesia memburuk.

Keputusan mereka tidak terlepas dari sejumlah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, termasuk mencabut mandat EV era Presiden Joe Biden, mengakhiri perjanjian hijau, hingga mempertimbangkan penghapusan subsidi serta kebijakan lain yang mendukung kendaraan listrik.

Selain itu, permintaan kendaraan listrik dunia juga dipengaruhi oleh Undang-Undang (UU) Pengurangan Inflasi 2022 (Inflation Reduction Act/IRA).

"Demand terhadap EV itu juga berbeda. Dan mereka juga harus memperhatikan investasi mereka di Amerika Serikat," ujarnya. 

Shinta juga membantah bahwa mundurnya konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya karena kegagalan pemerintah dalam menarik investasi.

"Jangan dilihat hanya dari sisi Indonesia, tapi juga dari sisi mereka sebagai perusahaan. Secara komersial, mereka harus melihat strategi ke depan seperti apa," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI