Menhub: Pemudik Lebaran 2025 Turun 4,69 Persen Dibanding Tahun Lalu

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 12 April 2025 | 17:43 WIB
Ilustrasi Pemudik Lebaran (SinPo.id/Jasamarga)
Ilustrasi Pemudik Lebaran (SinPo.id/Jasamarga)

SinPo.id - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan, realisasi jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan intra dan antarprovinsi se-Indonesia pada masa Lebaran 2025 sekitar 154,6 juta orang. Jumlah ini turun sebanyak 4,69 persen dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencapai 162,2 juta orang.

"Ada sedikit penurunan sebesar 4,69 persen, apabila dibandingkan dengan tahun 2024 sebesar 162,2 juta orang," kata Dudy dalam acara Penutupan Posko Pusat Angkutan Lebaran 2025 di Jakarta, Sabtu, 12 April 2025. 

Menurut Dudy, jika dibandingkan hasil survei atau proyeksi, realisasi jumlah orang yang bepergian pada Lebaran 2025 lebih tinggi 5,6 persen, yaitu  146,67 juta orang.

Dudy menerangkan, untuk jumlah pergerakan masyarakat secara nasional periode angkutan Lebaran 2025 pada 21 Maret hingga 11 April 2025, sekitar 358.211.415 pergerakan. Data ini merujuk pada mobile positioning data (MPD) operator seluler.

Sedangkan kecelakaan lalu lintas pada masa Lebaran, tercatat 4.640 kecelakaan atau turun 34,31 persen bila dibandingkan 2024, berdasatkan data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Polri pada periode 21 Maret 2025 hingga 11 April 2025.

Dudy menekankan, penurunan jumlah pemudik Lebaran, tidak serta-merta mencerminkan penurunan daya beli masyarakat. Sebab, masyarakat bisa saja memilih untuk tidak mudik dan merayakan Lebaran di kota tempat tinggalnya.

"Saya harapkan bahwa mungkin itu adalah pilihan-pilihan daripada masyarakat yang ingin berlebaran di tempat masing-masing seperti di Jakarta. Tapi saya rasa dengan hanya penurunan 4,5 persen itu bukan sebuah angka yang signifikan apabila dibandingkan tahun kemarin," ucapnya.

Kendati demikian, Dudy memastikan akan mengevaluasi faktor penyebab penurunan pemudik. 

"Tentunya ini akan kami lihat lagi, akan kami evaluasi kira-kira penurunan itu disebabkan apa. Tapi saya rasa kalau sekitar 4-5 persen itu bukan sesuatu yang perlu kita kaitkan dengan penurunan daya beli," tukas Dudy.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI