Hadapi Tarif AS, Ekonom Senior Saran Perluas Pasar Ekspor Indonesia

SinPo.id - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menyarankan pemerintah untuk memperluas pasar ekspor baru dan peningkatan kesepakatan ekonomi dengan negara-negara lain dalam menghadapi kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebesar 32 persen terhadap Indonesia.
Menurut Didik, ekspor Indonesia ke AS antara 11-13 persen dari total ekspor ke seluruh dunia, akan terkena dampak langsung dari kebijakan tarif impor.
"Andaikan ke depan ekspor ke AS ini terkena dampak penurunan sekitar 30 persen, maka dampaknya terhadap total ekspor Indonesia sekitar 3-4 persen. Porsi inilah yang harus segera digantikan dengan pasar baru dan kesepakatan baru dengan negara-negara lain, yang juga terkena dampaknya," kata Didik dalam keterangannya, Kamis, 10 April 2025.
Rektor Universitas Paramadina menilai, Indonesia sebagai negara besar, perlu melakukan konsolidasi politik membuat poros ketiga bersama ASEAN, Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan), India, dan Amerika Latin (Brasil dan Meksiko).
Selain itu, politik luar negeri juga perlu ditumpangi dengan politik perdagangan, yang berorientasi di luar AS, di mana terdapat 88 persen ekspor Indonesia di sana.
Diplomasi politik ke kawasan-kawasan ASEAN, Asia Timur, India, dan Amerika Latin adalah peluang baru dalam era perang dagang saat ini.
"Penampilan dan langkah politik, diplomasi, diplomasi ekonomi dalam situasi ekonomi terguncang seperti ini perlu dilakukan," tuturnya.
Sementara, dari dalam negeri, perlu dilakukan penataan kebijakan ekonomi dengan menjaga ketenangan makro ekonomi, menjaga tingkat inflasi agar kesejahteraan rakyat tidak tergerus, dan menjaga nilai tukar mata uang yang menjadi tanggung jawab Bank Indonesia (BI) agar tidak merosot.
Kemudian, rencana industrialisasi dan hilirisasi juga tetap dijalankan sesuai rencana untuk memperkuat ekonomi dalam negeri.