Kisah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW

SinPo.id - Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 571 Masehi, yang dikenal dengan nama Tahun Gajah.
Dalam tahun tersebut, peristiwa besar terjadi ketika pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah berusaha menyerang Ka'bah, namun dihancurkan oleh burung ababil, sebagaimana yang tercatat dalam Surah Al-Fil.
Lahir dari pasangan Abdullah dan Aminah, Nabi Muhammad SAW menjadi anak yatim sejak kecil karena ayahnya meninggal dunia sebelum beliau dilahirkan.
Beliau kemudian dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan setelah kakeknya wafat, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Kendati tumbuh dalam keterbatasan, beliau dikenal sebagai pribadi yang jujur, cerdas, dan penuh ketabahan.
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW mulai berdagang bersama Khadijah, seorang janda kaya raya.
Khadijah sangat terkesan dengan integritas dan kejujuran Muhammad, yang membuatnya melamar beliau melalui sahabatnya, Nafisah binti Umayyah.
Pernikahan mereka bukan hanya membangun keluarga yang penuh cinta, tetapi juga menjadi pijakan penting dalam perjalanan dakwah Nabi.
Khadijah mendukung penuh perjuangan Nabi Muhammad SAW, bahkan hingga akhir hayatnya.
Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril di Gua Hira.
Wahyu pertama ini adalah Surah Al-'Alaq ayat 1-4, yang menjadi titik awal bagi Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan tugasnya sebagai Rasul terakhir.
Meskipun dakwahnya menghadapi banyak tantangan dari kaum Quraisy, terutama dari tokoh-tokoh seperti Abu Jahal dan Abu Lahab, Nabi Muhammad SAW tetap istiqamah dan melanjutkan perjuangannya untuk menyebarkan ajaran Islam.
Karena tekanan yang semakin berat di Mekkah, Nabi Muhammad SAW bersama para pengikutnya melakukan hijrah ke Madinah pada tahun 622 M.
Di Madinah, beliau diterima dengan baik dan mulai membangun masyarakat Islam yang kokoh.
Perintah zakat dan kurban mulai disampaikan kepada umat Islam sebagai bagian dari ajaran Islam untuk berbagi dan membantu sesama.
Pada bulan Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mulai jatuh sakit. Beliau menderita demam yang tinggi selama beberapa hari, hingga akhirnya wafat pada usia 63 tahun di pangkuan istrinya, Aisyah.
Kewafatan Nabi Muhammad SAW pada hari yang sama dengan kelahirannya, yakni 12 Rabi'ul Awal, membawa duka mendalam bagi seluruh umat Islam. Kendati beliau telah wafat, ajaran dan teladannya terus hidup dan menjadi pedoman bagi umat Islam di seluruh dunia.
Nabi Muhammad SAW dianugerahi berbagai mukjizat yang luar biasa sebagai bukti kebesaran Allah SWT dan kebenaran ajaran Islam.
Salah satu mukjizat paling terkenal adalah peristiwa pembelahan bulan yang terjadi sebagai jawaban atas tantangan kaum Quraisy yang meminta Nabi menunjukkan bukti kenabiannya.
Selain itu, mukjizat lain seperti air yang mengalir dari jari-jari beliau dan makanan yang melimpah meskipun jumlahnya sedikit semakin memperkuat iman para pengikutnya terhadap ajaran Islam.
Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak ujian sejak kecil, seperti menjadi yatim dan kehilangan orang tua, tetapi beliau tetap tabah dan menunjukkan keteguhan hati.
Hikmah yang bisa diambil adalah bahwa dalam menghadapi cobaan hidup, kita harus tetap sabar dan tidak menyerah. Setiap ujian dalam hidup mengandung hikmah yang bisa membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT.