DPR Minta Polisi Gunakan Cara Humanis Bubarkan Pendemo

SinPo.id - Anggota Komisi III DPR RI Abdullah meminta kepolisian menggunakan cara-cara humanis dalam membubarkan mahasiswa yang melakukan demonstrasi penolakan perubahan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI).
"Aparat keamanan jangan asal main pukul kepada mahasiswa yang sedang berdemo. Gunakan cara-cara humanis saat hendak menghalau atau membubarkan massa," kata Abdullah dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 22 Maret 2025.
Dia juga mengingatkan bahwa polisi punya tugas untuk mengayomi masyarakat. "Jadi, berikan teladan kepada rakyat," katanya.
Mahasiswa yang menggelar demo penolakan terhadap perubahan RUU TNI di depan Gedung DPR RI mendapat kekerasan dari aparat. Akibatnya, belasan mahasiswa mengalami luka-luka.
Luka-luka itu disebabkan adanya pukulan dan pentungan dari polisi saat membubarkan unjuk rasa. Tidak sedikit dari mahasiswa yang terluka itu harus dilarikan ke rumah sakit. Tercatat tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang dibawa ke RS Tarakan dan enam mahasiswa lainnya ke RS Pelni.
Tak hanya mahasiswa, bahkan ada seorang driver ojek online (ojol) yang sedang mangkal di dekat lokasi demo di Senayan dikeroyok petugas karena dikira mahasiswa. Bahkan, korban sampai kepalanya terluka. Videonya viral di media sosial.
Abdullah menekankan mahasiswa sedang menyampaikan aspirasi dan pendapatnya di rumah rakyat. Wakil Rakyat ini lantas menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi yang menjamin kebebasan berpendapat masyarakatnya.
"Mahasiswa menyampaikan aspirasi ini dilindungi oleh konstitusi negara," tegas Abdullah.
Abdullah mengimbau pimpinan Polri agar memberikan arahan tegas kepada anak buahnya yang mengamankan unjuk rasa untuk melakukan pendekatan dengan cara-cara damai sehingga demonstran bisa lebih kooperatif.
Kalau ada ketegangan di lapangan, dia meminta aparat memprioritaskan langkah-langkah soft approach. Tidak dengan kekerasan yang dapat menyebabkan kondisi semakin memanas, apalagi sampai ada salah sasaran kepada masyarakat umum.
Menurut Abdullah, penggunaan cara-cara represif justru akan membuat keadaan makin tidak kondusif. Aksi kekerasan aparat bisa mencoreng institusi Polri maupun aparat keamanan.
"Berikan kesempatan untuk teman-teman mahasiswa menyampaikan aspirasi mereka. Jangan sampai bentuk represif aparat menimbulkan kesan negara tidak mau mendengarkan rakyat," tutur Abdullah.
Di sisi lain, Abdullah juga mengimbau mahasiswa agar menyampaikan aspirasi secara damai. Karena apa pun alasannya, anarkisme tidak dapat dibenarkan.
"Bagi teman-teman mahasiswa, saya juga mengimbau gunakan cara-cara yang damai saat menyampaikan pendapat sehingga tidak ada alasan penggunaan kekerasan atau tindakan represif aparat," ucapnya.
"Saya percaya kontribusi mahasiswa pastinya akan bermanfaat untuk Indonesia. Maka, salurkan aspirasi dan pendapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku demi menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban umum," timpalnya.
Legislator asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah VI itu mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus menjaga Indonesia supaya selalu kondusif.
"Apalagi ini bulan puasa, ayo bersama kita menjaga keteduhan bangsa dan negara," kata Abdullah.