Sandiaga Usul Pendukung Debat Capres Ketiga Tidak Lebih Dari 50

Laporan:
Selasa, 19 Februari 2019 | 11:40 WIB
( Istimewa )
( Istimewa )

sinpo - Calon wakil presiden Sandiaga Uno meminta jumlah suporter yang hadir di dalam ruangan dikurangi, pada debat ketiga Pilpres 2019, 17 Maret mendatang. Sebab, pada debat kedua Pilpres 2019, jumlah suporter dinilai terlalu banyak, sehingga membuat suasana gaduh.

"Mohon dibatasi kunjungan dari para pendukung paslon, 50 saja cukup untuk membantu memberikan materi maupun dukungan dari keluarga dan sebagainya. 50 cukup dan dibuat sederhana mungkin, tidak perlu terlalu mewah, karena kita harus menghemat uang negara juga," kata Sandiaga Uno di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2019).

Menurut Sandiaga Uno, penyelenggaraan debat bukan untuk para suporter yang berada di lokasi, melainkan untuk masyarakat di seluruh Indonesia yang menonton melalui layar kaca. Banyaknya suporter di lokasi debat membuat gaduh, sehingga membuat moderator harus menginterupsi jalannya debat.

"Kita harus fokus bukan pada yang hadir di situ, bukan kepada para pendukung, tapi masyarakat, puluhan juta yang belum menentukan pilihan dan perlu sekali mengikuti sesi debat ini sebagai bahan preferensi mereka menjatuhkan pilihan," tuturnya.

Sandiaga Uno juga meminta adanya aturan kepada para suporter yang hadir di lokasi debat, untuk tidak tepuk tangan di tengah acara debat. Tepuk tangan cukup di awal dan di akhir setiap sesi debat.

"Jadi pastikan tidak ada lebih pendukung yang menyuarakan yel-yel dan lain-lain, itu cukuplah. Yel-yel itu cukup, yang dibutuhkan sekarang dari debat itu adalah memindahkan faktor emosional ke faktor rasional," paparnya.

Sandiaga Uno mengaku telah meminta kepada timnya, yakni direktur materi dan debat Sudirman Said serta Direktur Relawan Ferry Mursyidan Baldan, untuk mengusulkan aturan tersebut kepada KPU. Ia berharap usulan tersebut dapat diterima sehingga tujuan penyelenggaraan debat tercapai.


 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI