ASAKI Optimis Swasembada Keramik Terwujud usai Aturan Harga Gas Bumi Tertentu Diperpanjang

SinPo.id - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis swasembada keramik akan tercapai, setelah pemerintah resmi memperpanjang aturan harga gas bumi tertentu (HGBT) yang sempat tertahan.
Kepastian tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 76K/2025 tentang Pengguna Gas Bumi Tertentu, untuk tujuh sektor industri dan berlaku selama 5 tahun ke depan, meliputi pupuk, petrokimia, oleokimia baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
"Selanjutnya tugas Asaki untuk memberikan kontribusi kepada negara melalui investasi baru yang disertai dengan penyerapan tenaga kerja baru," kata Ketua Umum Asaki Edy Suyanto di Jakarta, Senin, 3 Maret 2025.
Menurut Edy, HGBT periode 2020-2024, terbukti berhasil mendorong peningkatan daya saing dan utilitas industri keramik nasional memasuki zona ekspansi.
Di periode itu, Asaki mencatat penambahan kapasitas produksi baru ubin keramik sebanyak 90 juta meter persegi, dan investasi dua pabrik sanitary/kloset dari penanaman modal asing (PMA) dengan total keseluruhan mencapai Rp20-23 triliun, serta menyerap 15.000 orang tenaga kerja.
Asaki juga tak keberatan dengan kenaikan HGBT yang semula US$ 6,5 per million British thermal unit (MMBTU) menjadi US$ 7 per MMBTU, namun kebijakan tersebut harus diimplementasikan dengan pasokan gas sesuai yang tercantum dalam regulasi.
"Jangan sampai kenaikan harga gas tersebut masih disertai kebijakan PGN untuk periode Januari - Maret 2025 dengan pembatasan 45-50 persen yang dikenakan surcharge US$ 16,77 per MMBTU, maka bisa dipastikan tujuan utama dari kebijakan perpanjangan HGBT untuk peningkatan daya saing industri guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional tidak akan terwujud," ucapnya.
Edy meyakini, kehadiran Kepmen ESDM No. 76K/2025 dipastikan akan memberikan multiplier effect positif yang besar. Asaki pun akan melanjutkan kembali ekspansi tahap kedua yang sebelumnya sempat tertahan dengan segera melakukan penambahan kapasitas ubin keramik sebesar 45 juta m2 dengan total investasi sekitar Rp 4 triliun.
"Investasi tersebut akan menyerap 5.000 tenaga kerja baru dan ditargetkan rampung paling lambat di semester kedua tahun 2026," terangnya.
Asaki menyakini industri keramik nasional bisa menjadi tuan rumah yang baik di negeri sendiri dan Swasembada keramik di pertengahan tahun 2026. Di mana, total ekspansi kapasitas baru sebesar 120 juta m2 yang dimulai sejak tahun 2020-2026 tersebut meningkatkan kapasitas terpasang keramik menjadi 670 juta m2.
"Angka tersebut sangat mumpuni untuk mensubstitusi keseluruhan angka impor keramik yang berkisar 70 - 80 juta m2 per tahunnya," tukas Edy.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan skema baru Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), yakni dengan membedakan gas untuk bahan bakar dan gas untuk bahan baku, guna memperkuat daya saing industri.
"Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo, HGBT dibedakan berdasarkan pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar sebesar US$ 7 per MMBTU (million british thermal unit) dan untuk bahan baku sebesar US$ 6,5 per MMBTU," kata Bahlil.
Skema baru HGBT tersebut akan diberikan kepada tujuh sektor industri dengan total 253 pengguna gas bumi tertentu. Industri tersebut meliputi pupuk, petrokimia, oleokimia baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.