DPR Dorong Pemerintah Buat Kajian Lahan untuk Swasembada Tebu dan Bawang

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman mendorong pemerintah melakukan kajian atau penelitian terhadap daerah-daerah yang berpotensi menjadi lokasi swasembada. Terlebih, Indonesia dengan lahan yang luas memiliki potensi sebagai negara produksi.
Ini disampaikan Alex menanggapi kebijakan pemerintah yang masih mengekspor gula dan bawang putih setiap tahunnya. Dia meyakini dengan kajian dan penelitian yang matang, Indonesia mampu melakukan swasembada pada kedua sektor tersebut.
"Ini semua kan harus dimulai dari hulu, kita kan tidak mungkin tiba-tiba mengatakan swasembada tapi menanam saja tidak pernah. Nah proses ini kan harus kita lalui, mana mungkin kita membangun pabrik gula sementara tebu saja tidak punya," kata Alex di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025.
Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) itu bahkan mengungkap contoh Indonesia sebagai negara besar yang memiliki lahan luas. Salah satunya, semakin banyaknya wilayah di Jakarta yang dijadikan reklamasi.
"Masa negara dengan sebesar ini, lahan seluas ini, buktinya lahan besar, Jakarta direklamasi terus kok, itu bukti kita luas, maka tidak ada tanah yang tidak cocok untuk ditanam," ucapnya.
Alex menyampaikan harapan besarnya kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk serius melakukan swasembada pada banyak sektor, khususnya tebu dan bawang putih. Dia optimistis Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara Asia lainnya.
"Itu butuh penelitian, jangan sampai negara sebesar ini kita kalah sama negara Asia lainnya," tegas Alex.
Di sisi lain, Alex mengaku mahfum jika pemerintah masih mengimpor daging untuk tahun ini. Sebab, kata dia, stok peternakan di Tanah Air belum bisa memenuhi skala besar.
Dia bahkan telah mencatat jika pemerintah akan mendatangkan daging sapi dan kerbau dari luar negeri untuk tahun ini. Dari informasi yang diterima Alex, negara akan mengimpor dua jenis daging itu sebanyak 180 ribu ton.
"Dari sisi daging, kami melihat pemerintah harus impor, karena memang kemudian kita belum siap peternakan skala besar untuk memenuhi pasar dalam negeri, yang sampai sekarang itu kita impor itu adalah sapi dan daging kerbau. Dari data yang disajikan kita akan mengimpor sebesar 180 ribu ton," kata Alex.