Ketum PBB: Retreat Kepala Daerah Punya Dasar Filosofis dan Yuridis Kuat
SinPo.id - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Gugum Ridho Putra, menegaskan bahwa retreat kepala daerah yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto memiliki dasar filosofis dan yuridis yang kuat. Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud kesadaran pemimpin dalam memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Gugum menjelaskan bahwa secara filosofis, Indonesia sebagai negara kesatuan memiliki tantangan besar dalam mengelola wilayah yang luas, setara dengan benua Eropa. Oleh karena itu, retreat kepala daerah menjadi langkah strategis untuk memastikan kebijakan nasional berjalan selaras di seluruh daerah.
"Dalam kesadaran itu terbaca ada pemahaman historis yang kuat dari sang pemimpin tentang asal-usul bangsa dan negaranya. Dari kebutuhan dasar dan alasan historis itulah saya meyakini kegiatan retreat ini ternyata punya dasar filosofis dan yuridis yang kuat," ujar Gugum dalam pernyataannya, Selasa 25 Februari 2025.
Dari segi yuridis, ia merujuk pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang mengamanatkan pemerintah pusat untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap daerah. Presiden, dalam kapasitasnya, memiliki tanggung jawab akhir dalam proses ini, sementara Menteri Dalam Negeri bertugas mengoordinasikan teknis pelaksanaannya.
Menanggapi kritik bahwa retreat ini dianggap sebagai bentuk intervensi pemerintah pusat terhadap daerah, Gugum menampiknya. Ia menegaskan bahwa retreat bukanlah bentuk campur tangan, melainkan forum koordinasi untuk memperkuat sinergi tanpa mengganggu prinsip otonomi daerah.
"Pemerintah pusat tidak akan mencampuri urusan pemerintahan daerah karena diwajibkan fokus pada urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, seperti legislasi, yustisi, politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter, fiskal nasional, serta agama," jelasnya.
Gugum menilai, dalam kondisi ekonomi dan keamanan global yang semakin tidak menentu, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi semakin penting. Jika koordinasi tidak diperkuat, Indonesia bisa menghadapi kesulitan dalam merespons berbagai tantangan global.
"Setelah retreat usai, kepala daerah akan kembali menjalankan otonomi masing-masing. Walaupun hanya sebentar, retreat ini membangun kesadaran bahwa dari Sabang sampai Merauke, kita adalah satu kesatuan dalam bingkai NKRI," tegasnya.

