Krisis Beras, Parlemen Malaysia Minta Pemerintahannya Berguru pada Indonesia

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 23 Februari 2025 | 22:53 WIB
Ilustrasi pedagang beras (SinPo.id/ Ashar)
Ilustrasi pedagang beras (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Sejumlah anggota parlemen Malaysia, dalam sidang paripurnanya, meminta pemerintahan Negeri Jiran yang berkuasa saat ini  untuk berguru pada Indonesia dalam mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern. Alasannya, Indonesia merupakan negara yang berhasil memenuhi kebutuhan pangan selama lebih dari 10 tahun terakhir.

"Jadi kurang dari peristiwa peristiwa itu presiden Indonesia pada suatu ketika mengarahkan menteri pertanian untuk membuat transformasi pertanian dan mereka telah mentransformasi dari atas sampai bahwah pertanian," kata anggota parlemen Malaysia, Datuk Seri Panglima Bung Moktar Radin, dalam keterangannya, Minggu, 23 Februari 2025. 

Diketahui, saat ini Malaysia tengah dilanda krisis beras lokal yang mengakibatkan beras negerinya melambung tinggi. Sebagaian parlemen menuding kelangkaan beras lokal dan kehadiran beras impor adalah permainan kartel dan oknum di dalamnya.

Menurut Moktar, Indonesia telah berhasil membuat hasil pertanian untuk kegunaan negara, tanpa perlu lagi mengimpor beras. Kendati kebijakan impor memang lumrah terjadi hampir di semua negara, namun jika harga beras impor jauh lebih mahal dari beras lokal, maka pemerintah wajib mengambil langkah dan kebijakan tepat bagi kepentingan rakyat Malaysia.

"Impor makanan ini bukan berlaku sejak negara kita saja, tetapi termasuk juga negara indonesia. Yaitu Di indonesia ketika Harga gabah padi mencapai 40 dolar (AS)," katanya.

Sementara, seorang anggota parlemen lainya juga melakukan protes kelangkaan beras lokal dan naiknya beras impor di Malaysia. Dia bahkan menyindir pemerintahan yang berkuasa dengan sebuah nyanyian berjudul Andai Kau Tahu.

"Andai ku tahu, menteri pun tahu. Bila tiada beras tematan ambil yang impor dari rasanya sama tapi b harganya beda. Rasanya sama tapi tempat nya beda," katanya.

Di Indonesia, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dikenal sebagai pionir dari transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern. Hasilnya, Indonesia mencapai swasembada pada 2017, 2019, 2020 dan 2021. Dalam berbagai kesempatan, Amran mengatakan bahwa mekanisasi merupakan kunci dalam meningkatkan produksi.

"Alsintan (alat mesin pertanian) itu mampu menekan biaya produksi hingga 50 persen. Kemudian bisa mempercepat produksi dan masa panen sehingga prosesnya lebih cepat. Alhamdullilah kita sudah swasembada dan hari ini kita juga menuju swasembada," kata Amran.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI