Pakar Minta Pemerintah Jelaskan Cakupan Pemeriksaan pada Program CKG

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 10 Februari 2025 | 15:21 WIB
Ilustrasi pegawai Puskesmas sedang melayani pemeriksaan kesehatan. (SinPo.id/dok. Kemenkes)
Ilustrasi pegawai Puskesmas sedang melayani pemeriksaan kesehatan. (SinPo.id/dok. Kemenkes)

SinPo.id - Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan beberapa catatan untuk pemerintah terkait program cek kesehatan gratis (CKG) yang berlaku mulai hari ini, Senin, 10 Februari 2025. Diantaranya, apa saja cakupan jenis penyakit yang dapat diperiksa dalam program CKG. 

"Kejelasan apa saja yang yang diperiksa, yang tentunya harus seragam antar berbagai daerah. Apa saja cakupan pemeriksaan ini perlu diumumkan secara luas sejak sekarang, sehingga kita semua tahu apa yang akan diperiksa," kata Tjandra saat dikonfirmasi SinPo.id, Senin, 10 Februari 2025. 

Tjandra melanjutkan, pemerintah perlu memperhatikan kesiapan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan. Karena, selama ini Puskesmas sudah sibuk dengan pelayanan pasien yang datang. 

"Kita lihat sehari-hari banyak pasien yang antri diperiksa. Nah kalau petugas kesehatan nya sama saja jumlahnya seperti sekarang maka tentu tidak tepat, baik karena beban kerja jadi berlebihan maupun juga bagaimana jaga mutu dan kepuasan pasien dan pengunjung Puskesmas jadinya," kata Tjandra.

Dokter yang bekerja sejak 1980, mulai dari Puskesmas, Rumah Sakit, Universitas, Kementerian Kesehatan dan WHO ini juga menyoroti ruang tunggu Puskesmas yang banyak sudah penuh oleh pasien menunggu berobat, utamanya di kota besar, perlu menjadi perhatian. 

Menurut, jika luas tempat di Puskesmas tetap sama, menyebabkan berdesakan, bukan saja tidak nyaman, tetapi berisiko terjadi penularan dari pasien ke orang sehat yang datang untuk periksa kesehatan gratis.

Selain itu, pemerintahan juga perlu menyiapkan prasarana yang memadai untuk jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti mesin analisa laboratorium dan maitanance-nya, ketersediaan reagen pemeriksaan darah, urine, dahak, faeses, dan sebagainya. Termasuk pot penampungan faeses dan dahak. 

"Belum lagi kalau ada pemeriksaan lain seperti radiologi dan lain-lain, yang masuk dalam cakupan pemeriksaan kesehatan gratis program pemerintah ini," kata dia. 

Lebih lanjut, Tjandra juga meminta agar diperhatikan sistem manajemen yang baik tentang bagaimana warga masyarakat datang, dokumen apa yang perlu dibawa, bagaimana mengatur giliran datang dan diperiksa, dan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan. 

Menurut dia, hasil dari pemeriksaan, baiknya juga dijelaskan oleh dokter Puskesmas ke warga yang diperiksa. Lalu disampaikan juga apa-apa yang perlu dilakukan masyarakat sesuai hasil pemeriksaannya.

"Semoga program pemeriksaan kesehatan gratis memang dapat menyediakan sarana yang diperlukan agar kita semua dapat 'check up' dengan baik dan status kesehatan kita secara lengkap dapat terjaga," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI