Henry Indraguna Dukung Kebijakan Presiden Aktifkan Kembali Pengecer Jual Gas 3 Kg

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Selasa, 04 Februari 2025 | 17:20 WIB
Politisi Partai Golkar Henry Indraguna (SinPo.id/ Dok. Pribadi)
Politisi Partai Golkar Henry Indraguna (SinPo.id/ Dok. Pribadi)

SinPo.id - Politisi Partai Golkar Henry Indraguna mendukung kebijakan Presiden Prabowo yang akhirnya memperbolehkan kembali pengecer berjualan gas 3 Kg.

"Kita harus mendukung program Asta Cita Presiden, dimana suatu kebijakan tidak boleh membuat masyarakat menderita. Kita bantu rakyat agar mudah memperoleh gas 3 kg, dengan cara pengecer gas 3 kg dapat kembali beroperasi dengan berganti nama menjadi sub-pangkalan," terang Henry dalam keterangannya, Selasa, 4 Februari 2025.

Menurut Henry, suatu kebijakan baru memang harus disosialisasikan seluasnya kepada masyarakat. Sehingga ada koordinasi yang matang sebelum aturan diberlakukan tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat.

"Saya mendukung agar pemerintah membenahi pengawasan penjualan gas 3 kg bersubsidi, dan pengecer dapat kembali menjual gas LPG 3 kg," katanya.

Terlebih, kata Henry, masyarakat terlihat banyak yang harus antre panjang untuk memperoleh gas 3 kg. "Pengecer akan dijadikan sub daripada pangkalan, sehingga dengan aturan-aturan yang ada nanti akan menertibkan harga supaya tidak mahal di masyarakat," kata dia.

Diketahui, DPR dan Pemerintah sudah berkoordinasi terkait aspirasi publik soal kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg. Hasilnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk mengaktifkan kembali pengecer gas 3 Kg.

"Presiden Prabowo telah menginstruksikan kepada Menteri ESDM untuk mengaktifkan kembali pengecer berjualan Gas LPG 3 Kg, sambil menertibkan pengecer jadi agen sub pangkalan secara parsial," ujar Wakil Ketua DPR RI Dasco.

Dasco menegaskan, Presiden Prabowo memerintahkan agar kementerian memastikan pengecer tidak menjual harga mahal ke masyarakat. Dia juga mengingatkan agar pengecer tertib.

"Kemudian memproses administrasi dan lain-lain, agar pengecer sebagai agen sub pangkalan harga LPG yang akan dijual ke masyarakat tidak terlalu mahal," katanya.

Sebelumnya, di Tangerang ada seorang wanita lanjut usia bernama Yonih (63) meninggal dunia usai kelelahan mengantre pembelian gas bersubsidi 3 kg di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin, 3 Februari 2025.

Diduga Yonih meninggal dunia karena kelelahan, usai mengantre panjang sejak pagi di salah satu pangkalan tak jauh dari rumahnya di Jalan Beringin, RT01 RW07, Pamulang Barat, Pamulang. 

Antrean yang mengular panjang membuat fisik Yonih kelelahan. Di tengah jalan pulang, Yonih jatuh pingsan hingga mendapat pertolongan warga sekitar. Yonih sempat dibawa ke rumah sakit, namun nahas Yonih dinyatakan meninggal dunia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI