Masih Lobi, Menag Harap Saudi Tak Batasi Usia Jemaah Haji

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 03 Februari 2025 | 13:55 WIB
Ilustrasi jemaah haji tawaf di Masjidil Haram. (SinPo.id/dok. Kemenag)
Ilustrasi jemaah haji tawaf di Masjidil Haram. (SinPo.id/dok. Kemenag)

SinPo.id - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap, Arab Saudi tidak membatasi usia jemaah haji Indonesia yang diizinkan ke Tanah Suci dengan maksimal 90 tahun. Semestinya calon jemaah haji yang masih sehat, tetap dibolehkan berangkat.

"Kami juga wacanakan ke situ, jangan kita dibatasi berdasarkan faktor usia, tetapi berdasarkan faktor istitha'ah artinya kemampuan," kata Nasaruddin di Jakarta, Senin, 3 Februari 2025. 

Diketahui, data Pusat Kesehatan Haji menyebutkan, dalam 7 tahun terakhir, terjadi tren peningkatan jemaah haji lansia dengan usia 65 tahun ke atas. Pada 2017, sekitar 32 persen jamaah lansia dari total jemaah haji Indonesia, 2018 ada sekitar 32 persen jemaah lansia.

Kemudian, pada 2019 jemaah haji lansia sebanyak 34 persen, 2020 tidak ada keberangkatan haji karena Covid-19. Lalu pada 2021, hanya ada sekitar 5  persen 2022, ada 23 persen, 2023 sebanyak 44 persen dan pada 2024, ada sebanyak 21 persen jemaah lansia.

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini menyampaikan, Indonesia telah melakukan lobi ke Arab Saudi agar tidak ada pembatasan usia jemaah. Sebab, tidak jarang orang yang berusia 90 tahun masih segar, sedangkan yang 60 tahun justru sudah memakai kursi roda. 

"Mungkin, Arab Saudi punya pandangan khusus mungkin dalam hal ini, tetapi kami sudah menawar untuk Indonesia (tidak dibatasi usia)," tuturnya. 

Dia juga mengingatkan akan antrian panjang atau masa tunggu jemaah haji Indonesia hingga puluhan tahun. Artinya, banyak jemaah haru menunggu sekian lama untuk berangkat haji. 

"Kita terlalu lama menunggu 48 tahun harus menunggu, tiba-tiba harus naik hari ini, Usianya tidak memiliki syarat, kekecewaannya besar sekali," ungkapnya. 

Kendati demikian, Nasaruddin tetap menyerahkan keputusan akhir kepada pemerintahan Arab Saudi. 

"Keputusannya di tangan beliau (pemerintah Saudi), karena mereka yang punya negaranya kan," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI