Trump: Serangan Udara AS Telah Bunuh Banyak Anggota ISIS di Somalia

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 02 Februari 2025 | 10:51 WIB
anggota teroris ISIS di gua-gua di Somalia (SinPo.id/Reuters)
anggota teroris ISIS di gua-gua di Somalia (SinPo.id/Reuters)

SinPo.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengatakan pihaknya telah membunuh banyak anggota teroris ISIS di gua-gua di Somalia, dalam serangan udara AS yang ia perintahkan.

"Pagi ini saya memerintahkan serangan udara militer presisi terhadap Perencana Serangan Senior ISIS dan teroris lain yang direkrut dan dipimpinnya di Somalia," kata Trump dalam unggahan di situs media sosialnya Truth Social, dikutip Minggu, 2 Februari 2025.

"Para pembunuh ini, yang kami temukan bersembunyi di gua-gua, mengancam Amerika Serikat dan Sekutu kami. Serangan itu menghancurkan gua tempat mereka tinggal, dan membunuh banyak teroris tanpa, dengan cara apa pun, melukai warga sipil."

Menurut laporan dari Pentagon, banyak anggota ISIS terbunuh dan tidak ada warga sipil yang terluka. Namun tidak disebutkan siapa saja yang menjadi sasaran serangan tersebut, serta lokasi serangan itu.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan, serangan yang dikomado oleh AS tersebut telah melemahkan kemampuan ISIS untuk merencanakan dan melancarkan serangan teroris yang mengancam AS, mitra-mitranya, dan warga sipil yang tidak bersalah.

"(Itu) mengirimkan sinyal yang jelas bahwa Amerika Serikat selalu siap untuk menemukan dan melenyapkan teroris yang mengancam Amerika Serikat dan sekutu-sekutu kita, bahkan saat kita melaksanakan perlindungan perbatasan yang kuat dan banyak operasi lainnya di bawah kepemimpinan Presiden Trump," tegasnya.

Sementara itu, kantor presiden Somalia, Hassan Sheikh Mohamud, mengatakan operasi itu memperkuat kemitraan keamanan yang kuat antara kedua negara dalam memerangi ancaman-ancaman ekstremis.

"Somalia tetap bertekad dalam bekerja sama dengan sekutu-sekutunya untuk melenyapkan terorisme internasional dan memastikan stabilitas regional," kata Hasan, dilansir dari Sky News.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI