Hamas Kembali Bebaskan 3 Sandera dalam Gencatan Senjata dengan Israel

Laporan: Khaerul Anam
Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB
Ofer Kalderon, warga Israel yang disandera Hamas di Gaza (SinPo.id/AP)
Ofer Kalderon, warga Israel yang disandera Hamas di Gaza (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Hamas kembali membebaskan tiga sandera Israel pada Sabtu, 1 Februari 2025, sebagai bagian dari pertukaran yang disepakati dalam upaya menghentikan konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina tersebut.

Hamas menyerahkan Ofer Kalderon, 54 tahun, warga Prancis-Israel, dan Yarden Bibas, 35 tahun, kepada pihak Palang Merah di Khan Younis, Gaza selatan, sebelum dipulangkan ke Israel. Warga Israel-Amerika, Keith Siegel, 65 tahun, juga dibebaskan beberapa jam kemudian di pelabuhan Kota Gaza.

Bibas diculik dari Kibbutz Nir Oz saat Hamas menyerang di Israel pada 7 Oktober 2023. Ia bersama istrinya, Shiri, serta dua anak mereka, Ariel yang berusia 5 tahun, dan Kfir 2 tahun. Nasib keluarganya masih belum jelas hingga kini.

Siegel, asal Chapel Hill, North Carolina, diculik dari Kibbutz Kfar Aza bersama istrinya, Aviva Siegel. Aviva dibebaskan dalam gencatan senjata singkat pada November 2023.

Kalderon diculik Hamas dari Kibbutz Nir Oz bersama kedua anaknya. Mantan istrinya, Hadas Kalderon, juga ditawan, tetapi dibebaskan bersama anak-anak mereka dalam pertukaran sandera pada 2023.

Israel pada awalnya setuju untuk membebaskan 90 tahanan pada Sabtu, 1 Januari 2025. Namun, kelompok advokasi Palestina menyebut jumlah itu diperbaharui menjadi 183, yang diharapkan dibebaskan pada hari yang sama.

Hamas membebaskan delapan sandera, termasuk tiga warga negara Israel dan lima warga negara Thailand, pada Kamis. Pada hari yang sama, Israel juga membebaskan 110 tahanan Palestina, termasuk 32 orang yang sedang menjalani hukuman seumur hidup karena melakukan serangan maut terhadap warga Israel.

Dengan adanya kesepakatan gencatan senjata, lebih dari 423.000 warga Palestina berhasil kembali ke Gaza utara. Militer Israel sebelumnya memerintahkan mereka untuk meninggalkan wilayah tersebut pada tahap awal perang Israel-Hamas pada Oktober 2023.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI