Ribuan Warga Palestina Berkumpul untuk Saksikan Pertukaran Tahanan
SinPo.id - Ribuan warga Palestina berkumpul di dekat dekat reruntuhan bekas rumah Yahya Sinwar, pemimpin politik dan militer Hamas yang terbunuh, di Khan Younis, Gaza selatan, untuk melihat dua tawanan Israel yang akan dibebaskan.
Orang-orang berkumpul sambil membawa bendera hijau Hamas dan spanduk hitam kelompok Jihad Islam Palestina.
Bahkan ada juga potret Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon yang dibunuh oleh Israel, gambar Abdel-Malik al-Houthi, pemimpin Houthi Yaman, dan Fathi Shaqaqi, mendiang pendiri Jihad Islam.
“Saya bangga melihat para tahanan ini dibebaskan sebagai ganti warga Palestina yang tak terhitung jumlahnya yang telah berada di penjara Israel selama beberapa dekade,” kata Abu Yusuf, seorang warga Palestina berusia 32 tahun yang ikut berkumpul bersama putranya.
Pembebasan tersebut merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama berbulan-bulan yang dimulai pada 7 Oktober 2023, setelah pejuang Hamas melancarkan serangan mematikan terhadap Israel.
Berdasarkan kesepakatan yang mulai berlaku pada 19 Januari, Hamas akan membebaskan 33 tawanan Israel selama periode enam minggu. Sebagai imbalannya, hingga 1.650 tahanan Palestina dapat dibebaskan dari penjara Israel.
Pada hari Kamis, Hamas membebaskan prajurit berusia 20 tahun Agam Berger di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, diikuti dengan pembebasan warga sipil Arbel Yehud dan Gadi Moses di samping lima warga negara Thailand di Khan Younis sebagai bagian dari serah terima yang diawasi oleh sayap bersenjata Jihad Islam, Brigade al-Quds.
Kemudian di hari yang sama, otoritas Israel membebaskan 110 tahanan Palestina, termasuk 32 orang yang menjalani hukuman seumur hidup dan 30 anak di bawah umur.
Menurut Abu Yusuf, pembebasan warga Israel sebagai ganti tahanan Palestina membuatnya merasa bahwa apa yang hilang dalam perang itu tidak sia-sia, dan hal itu juga membantu meringankan rasa sakit karena kehilangan rumah dan kerabat akibat serangan udara Israel.
Bahkan saat truk pikap lapis baja lewat membawa para pejuang yang mengenakan perlengkapan tempur dan balaclava hitam, Abu Yusuf menunjuk ke arah mereka dengan bangga.
"Para pejuang perlawanan masih di sini, hidup, dan mampu membalas. Seluruh pertukaran ini adalah pengingat bahwa pendudukan telah gagal menghancurkan kita," ungkapnya dengan bangga.

