Filosofi di Balik Sajian Ikan Bandeng saat Hari Raya Imlek

SinPo.id - Hari Raya Imlek 2576 Kongzili selalu menjadi perayaan yang penuh dengan bahagia bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Selain tradisi berbagi angpao dan mengenakan pakaian serba merah. Salah satu yang paling unik dengan Imlek adalah khas sajiannya, yaitu ikan bandeng menjadi sajian khas saat Hari Raya Imlek.
Bagi masyarakat Tionghoa,
bandeng memiliki beragam arti. Bandeng yang berduri banyak menggambarkan kahidupan manusia yang berliku, perlu kehati-hatian, dan kesabaran demi menikmati hasil yang memuaskan. Sajian ikan bandeng juga merupakan salah satu filosofi di mana rezeki tidak akan ada habisnya.
Filosofi Ikan Bandeng saat Imlek
Bandeng harus disajikan secara utuh mulai dari kepalanya hingga ekornya, karena filosofinya melambangkan rezeki yang didapat selalu mengalir utuh, mulai awal tahun hingga akhir tahun.
Ukuran ikan bandeng juga merupakan simbol harapan, agar diberikan rezeki yang melimpah. Maka tak heran, penjual ikan bandeng saat Imlek panen melimpah ruah.
Melansir dari buku Alwi Shahab berjudul Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia (2013). Dia menyebutkan masyarakat Tionghoa Betawi kerap beli ikan bandeng dan kue China di pasar malam sekitar Glodok dan Pancoran. Nantinya ikan tersebut akan dikonsumsi sendiri atau dibagi-bagikan kepada tetangganya.
Masyarakat Tionghoa mengartikan ikan sebagai hidangan tradisional di menu makan Tahun Baru Imlek dengan harapan mampu membawa surplus bagi keluarga. Mereka juga kerap memasak ikan bandeng sebagai wujud membawa keberuntungan.
Dari kepercayaan itulah, kebiasaan masyarakat Tionghoa di Indonesia menjadikan bandeng sebagai sajian khas imlek dan tetap bertahan sampai sekarang.
Ikan Bandeng Menu Wajib Hari Raya Imlek
Selain hidangan khas, ternyata ikan bandeng juga menjadi hidangan wajib bagi masyarakat Tionghoa saat perayaan Imlek.
Dirangkum dari berbagai sumber, ikan bandeng dalam Bahasa Mandarin, ikan disebut dengan 'yu' atau 'yoo' yang terdengar seperti arti kata surplus atau berlimpah. Harapannya dengan memakan ikan bandeng seseorang akan mendapatkan rezeki yang berlimpah di tahun berikutnya.
Namun penyajian ikan bandeng harus sesuai dengan tata cara memasak dan penyajiannya pun harus sesuai dengan aturan keyakinan masyarakat Tionghoa.
Sementara itu, dalam tradisi Betawi, ikan bandeng biasanya diolah menjadi pindang bandeng, hidangan khas yang juga sering disajikan saat Imlek.
Hidangan ini memiliki cita rasa yang kompleks, yakni manis, pedas, dan gurih, yang dihasilkan dari perpaduan bumbu seperti kecap manis, cabai merah, bawang merah, bawang putih, jahe, dan lengkuas.
Kuahnya pun yang berwarna cokelat kehitaman menambah kelezatan hidangan ini, sekaligus menjadikannya sajian yang istimewa di meja makan saat Imlek.