Teh Kurang Dihargai di Indonesia, Wisatawan Jepang Sebut Teh Terbaik ada di Indonesia
Pekalongan, sinpo.id - Anggota Komisi X DPR RI, Marlinda Irwanti melakukan kunjungan kerjanya (kungker) ke daerah Agrowisata Pagilaran, Batang Jawa Tengah.
Menurutnya ia menilai bahwa bukit pagilaran mempunyai potensi pariwisata pegunungan dan hasil pertanian berupa teh yang besar, namun teh yang dihasil kan oleh petani lokal kurang diminati dan di hargai oleh masyrakat Indonesia sendiri.
"Di Jepang dikenal mempunyai upacara minum teh yaitu cha no yu yang mempunyai filosofi sendiri dan disana panen teh hanya dua kali setahun, mereka dapat menghargai itu. Di Indonesia penen teh bisa setiap hari,"ujarnya pada sinpo.id saat ditemui.
Selain itu ia juga berharap agar masyarkat dapat menghargai para petani lokal yang memproduksi teh dengan susahpayah dan justru para petani teh lebih dihargai oleh wisatawan asing yang berkunjung langsung ke tempat produksi teh di pagilaran, Jawa Tengah.
Dalam hal ini, teh yang di hasilkan di daerah bukit pagilaran, Batang Jawa Tengah, disinyalir menjadi salah satu teh terbaik didunia.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya minat dari wistawan Asing yang berkunjung langsung ke rumah produksi teh pagilaran dan membuktikan karakter rasa dari teh pagilaran. Menurut masyarkat sekitar banyak wisatawan asal Jepang yang berkunjung dan membeli teh hasil dari bukit padilaran, Jawa Tengah.
Politisi dari fraksi Golkar itu merasa prihatin atas situasi ini. Justru ia melihat bahwa wisatawan asing inilah yang lebih menghargai dan tertarik terhadap teh yang dihasilkan dan mereka berani membayar mahal hanya untuk sekedar meminum teh dan membeli hasil olahan teh asli.
Sementara masyarakat Indonesia masih belum dapat menghargai proses dan pembuatan teh secara langsung.
"Saya berpesan pada masyarkat dan pemerintah agar lebih memperhatikan para petani teh lokal. Indonesia sangat kaya akan hasil bumi teh, namun masyarakat kurang menghargai budaya dan proses pembuataan teh."pungkasnya

