Disdik DKI Beberkan Lima Langkah Strategis Tangani Pelecehan Seksual di Sekolah

Laporan: Sigit Nuryadin
Selasa, 14 Januari 2025 | 14:17 WIB
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik DKI, Sardjoko. (SinPo.id/Disdik DKI)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik DKI, Sardjoko. (SinPo.id/Disdik DKI)

SinPo.id - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI mengambil langkah tegas untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman bagi siswa dengan mengimplementasikan lima strategi utama. 

Hal ini, guna mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual, terutama pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik DKI, Sardjoko mengungkapkan bahwa langkah-langkah tersebut diterapkan untuk menghindari terulangnya insiden pelecehan yang melibatkan seorang guru berinisial AU, yang diduga melakukan pelecehan terhadap siswi ZKL di salah satu SMK swasta di Cilandak, Jakarta Selatan.

"Langkah strategis ini diambil untuk memastikan bahwa sekolah menjadi lingkungan yang bebas dari kekerasan, khususnya pelecehan seksual, demi keamanan dan kenyamanan seluruh peserta didik," ujar Sardjoko dalam keterangannya, Selasa, 14 Januari 2025.

Adapun, kata dia, lima langkah yang diterapkan Disdik DKI, yakni yang pertama kebijakan pencegahan dan penanggulangan kekerasan di seluruh satuan pendidikan, yang mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 86 Tahun 2019. 

"Kemudian kedua, penerapan program sekolah ramah anak yang mengutamakan pencegahan kekerasan melalui pendidikan karakter dan pelatihan bagi guru," tutur dia. 

Lalu, ketiga ialah penguatan sistem pengawasan dan pelaporan kekerasan, dengan melibatkan komite sekolah, pengawas pendidikan, serta pihak berwenang. Sardjoko menyebut, Disdik DKI juga mendorong penyediaan layanan hotline untuk melaporkan kekerasan di sekolah. 

"Keempat, pelatihan guru mengenai pendekatan non-kekerasan dalam mendisiplinkan siswa dan menangani konflik secara efektif," katanya. 

Langkah kelima, lanjut dia, memperkuat kerja sama dengan LSM, organisasi kepemudaan, dan komunitas pendidikan untuk mengadakan kampanye anti-kekerasan serta seminar yang mengajarkan nilai-nilai toleransi dan empati.

"Dengan langkah-langkah ini, kami berharap sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan mendukung perkembangan karakter siswa tanpa adanya kekerasan," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI