Pakar Maritim Beberkan Dampak Bahaya Pagar Laut Tangerang Terhadap Lingkungan
SinPo.id - Pemagaran laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Ha itu berdasarkan analisa Pakar Maritim dari Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC), Marcellus Hakeng Jayawibawa.
Dia mengatakan, dampak pertama yang disebabkan pagar bambu tersebut adalah terganggunya aliran air dari sungai sekitar ke tempat pembuagan terakhir yaitu laut.
"Terganggunya juga ekosistem di sekitar (di dalam pagar) yang biasanya mendapatkan nutrisi dari aliran air secara langsung menjadi terganggu kehidupannya karena terputusnya aliran air langsung ke tempat mereka," kata kata Capt. Hakeng saat dihubungi SinPo.id, Selasa, 14 Januari 2025.
Dampak lain, kata dia, terganggunya UMKM setempat yang bisnisnya bersinggungan langsung dengan budidaya biota sejenis di sekitar lokasi. Termasuk juga yang terkena imbasnya adalah para nelayan setempat.
"Terganggunya para UMKM yang bisnisnya dengan budidaya biota sejenis. Juga pergerakan para nelayan keluar masuk yang jalurnya terputus akibat pagar tersebut," ucapnya.
Sedangkan bahaya dari sudut pandang ekologi, lanjutnya, pemagaran laut menggunakan bambu, paranet, dan pemberat pasir dapat merusak habitat laut, mengurangi keanekaragaman hayati, dan mengganggu aliran air laut yang penting bagi ekosistem pantai. Dan yang terpenting akan menimbulkan konflik sosial dan ekonomi.
"Dampak lain, terkumpulnya air kotor dari daratan ke wilayah dalam pagar laut tersebut karena tidak dapat keluar. Tentu saja di ujungnya dapat menimbulkan konflik sosial dan ekonomi," tegasnya.
Karena itu, Capt. Hakeng menekankan pentingnya pendekatan yang berorientasi pada keberlanjutan dalam pengelolaan wilayah pesisir.
"Diperlukan pengawasan yang lebih ketat dan penerapan hukum yang konsisten untuk memastikan bahwa sumber daya laut tetap dapat diakses oleh masyarakat, terutama nelayan tradisional," tutupnya.