PMI Ilegal Tewas di Kamboja, Anggota DPR Hillary Lasut Ikut Turun Tangan

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 07 Januari 2025 | 17:53 WIB
Ilustrasi jenazah (SinPo.id/Dok.Polri)
Ilustrasi jenazah (SinPo.id/Dok.Polri)

SinPo.id - Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Hillary Lasut, ikut turun tangan dalam kasus tewasnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Sulawesi Utara bernama Marco Gerson, di Phnom Penh Kamboja, dan turut membantu proses repatriasi jenazah korban.

Terkait kasus tersebut, ia bahkan bekerja sama dengan anggota DPR RI dapil luar negeri, Uya Kuya, hingga Admin Gerindra untuk berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri dalam mengawal dan mengusut kasus tewasnya Marco hingga tuntas.

Hillary juga memperingatkan masyarakat, terutama anak muda,agar tidak mudah tergiur untuk menerima pekerjaan dari luar negeri di negara-negara yangsering terjadi kasus serupa.

"Saya memohon dengan sangat kepada warga Sulutkhususnya anak-anak muda. Tolong jangan sembarang menerima pekerjaan dari luar negeri dinegara-negara yang sering menjadi kasus serupa. Sudah berkali-kali kami mengingatkan, tolong sayangi keluarga dan nyawa teman-teman. Sedih sekali kami melihat kasus seperti ini," tulis Hillary dalam postingan di media sosial, dikutip Selasa, 7 Januari 2025.

"Berkali-kali kami sampai memperingatkan sudah tidak akan mau membantu lagi kalau sampai sudah diperingatkan masih banyak yang pergi. Tapi terjadi lagi dan terjadi lagi, apalagi sampai kehilangan nyawa. Kami mohon dengan sangat untuk kesekian kalinya jangan lagi sembarangan bekerja di luar negeri tanpa mengurus jalur legal dan melakukan kegiatan pekerjaan yang berpotensi membahayakan diri sendiri," lanjutnya.

Pasalnya, ini bukan pertama kalinya Hillary melakukan repatriasi WNI yang bekerja di luar negeri. Karena belasan WNI telah direpatriasi oleh Anggota DPR RI dari dapil Sulut tersebut.

Banyak korban mendapatkan informasi lowongan kerja sebagai admin judi online (judol) dari iklan Facebook, namun setelah tiba di Kamboja, korban dipaksa untuk bekerja menjadi scammer investasi bodong.

Selain praktik judi dilegalkan di negara tersebut, iming-iming gaji tinggi menjadi penggoda utama bagi mereka dalam menawarkan pekerjaan melalui iklan-iklan di sosial media. Sayangnya, tidak semua iklan lowongan pekerjaan tersebut benar adanya.

Tidak sedikit pelamar kerja yang mengharapkan pekerjaan yang sesuai denganyang diiklankan justru dipaksa untuk melakukan pekerjaan lain yang sudah dikategorikan tindakan kriminal, salah satunya seperti praktik scam investasi bodong.

Mereka bahkan diancam denganberbagai cara untuk mencapai target, mulai dari ancaman tidak akan dipulangkan ke negara asalhingga beberapa bentuk penyiksaan fisik.

Oleh karena itu, Hillary mengajak semua pihak, baik yang berwenang, terkait, maupun yang peduli terhadap permasalahan ini untuk saling bahu-membahu dalam melakukan pertolongan pada masyarakat yang menjadi korban.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI