Kemenhub Masih Kaji Rencana Penutupan Stasiun Karet

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 03 Januari 2025 | 21:52 WIB
Stasiun Karet, Jakarta Pusat. (SinPo.id/Antara)
Stasiun Karet, Jakarta Pusat. (SinPo.id/Antara)

SinPo.id - Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menyampaikan pihaknya masih mengkaji rencana penutupan Stasiun Karet, Jakarta Pusat.

"Masih kami kaji rencana penutupan Stasiun Karet," kata Risal dikutip dari Antara pada Jumat, 3 Januari 2025.

Ia bilang, keterangan lebih lanjut akan disampaikan melalui Humas Ditjen Perkeretaapian Kemenhub.

"Nanti dikabari humas," ujarnya. 

Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan penutupan Stasiun Karet dilandasi oleh pertimbangan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.

“Faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama (penutupan Stasiun Karet) karena dengan rangkaian sebanyak 12 gerbong KRL tidak preipal di perlintasan (rangkaian KRL akan menutup perlintasan),” ujar Joni.

Joni menjelaskan, dalam satu jam, pengguna commuter line yang masuk ke Stasiun Karet mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

Hal itu, ujar dia, membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini, Hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang dinilai menimbulkan risiko terhadap keselamatan pengguna.

“Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan sebidang,” kata dia.

Sedangkan, apabila Stasiun Karet digabung dengan BNI City, Joni meyakini para penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal dengan keamanan yang terjamin.

Pengguna Tolak Penutupan

Merespons rencana penutupan, para pengguna rutin kereta rel listrik (KRL) Commuter Line untuk kegiatan sehari-hari menyatakan penolakan. 

“Iya, saya sempat dengar desas-desus soal penutupan. Kalau benar terjadi, saya akan kesulitan. Walaupun ke Sudirman atau BNI City tidak terlalu jauh, tetap saja stasiun ini vital,” ujar salah satu pengguna setia kereta rel listrik yang turun di Stasiun Karet, Eka (26).

Menurut Eka, fungsi stasiun tidak semata-mata soal jarak, tetapi ada peran penting lainnya yang mungkin terabaikan jika penutupan dilakukan tanpa kajian mendalam.

“Saya berharap penutupan ini ditinjau ulang. Harus dihitung lebih banyak, manfaat atau kerugiannya,” tambahnya.

Senada, Salma (54), juga menyatakan penolakan lantaran merupakan pengguna setia stasiun yang jadi pusat (hub) kawasan Karet, Bendungan Hilir, Pejompongan dan kawasan sekitar Tanah Abang.

“Dari rumah saya ke sini tidak terlalu jauh. Kalau pakai angkot juga sangat terjangkau. Kalau ditutup, saya pasti kesulitan,” kata Salma.

Ia juga menyoroti dampak rencana penutupan terhadap anak sekolah, turis hingga para pekerja yang menggunakan stasiun tersebut.

Menurutnya, mereka akan kebingungan mencari alternatif, terutama bagi yang tidak familiar dengan daerah sekitar atau sulit mengandalkan aplikasi peta digital.

“Stasiun ini mungkin angkanya tidak besar, tapi bagi kami yang bergantung, keputusannya sangat berat,” tegasnya.

Tidak hanya kepada pengguna kereta, rencana ini juga berdampak pada para pedagang kecil yang mencari nafkah di sekitar stasiun.

Area yang biasanya ditempati sejumlah pedagang di area pintu masuk stasiun pun tampak lengang. Sementara itu, aktivitas ojek pangkalan di sekitar stasiun pun tampak lebih sepi.

Rencana penutupan Stasiun Karet disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja kereta bandara.

Adapun menurut VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus, penutupan Stasiun Karet dilandasi oleh pertimbangan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.

Ia menjelaskan rangkaian KRL yang sebanyak 12 gerbong akan menutup batas perlintasan. Di sisi lain, kapasitas ruang tunggu Stasiun Karet yang hanya 150 orang tidak mencukupi pengguna yang bisa mencapai sekitar hampir 2.000 orang sehingga berisiko terhadap keselamatan pengguna.

“Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan sebidang,” kata Joni

Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama DJKA Kemehub, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

Penggabungan Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City diyakini bisa memberikan fasilitas dan layanan yang optimal kepada para penumpang.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI