Diintegrasikan ke Stasiun BNI City, KAI: Bukan Berarti Stasiun Karet Dibongkar

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 03 Januari 2025 | 17:53 WIB
Stasiun Karet. (SinPo.id/Foursquare)
Stasiun Karet. (SinPo.id/Foursquare)

SinPo.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan integrasi operasional Stasiun Karet dan Stasiun BNI City, baru sebatas usulan, belum keputusan. Dalam integrasi itu, tidak lantas membongkar bangunan dan gedung Stasiun Karet, yang berlokasi  berlokasi di Jalan KH Mas Mansyur, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, tersebut. 

"Jadi penegasannya adalah bahwa Stasiun Karet tidak dibongkar,  yang sedang dibicarakan adalah rencana integrasi Stasiun," kata EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji alias Bobby saat dihubungi SinPo.id, Jumat, 3 Januari 2025. 

Bobby menjelaskan, pihaknya akan menyampaikan usulan itu kepada regulator, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Karena, yang memutuskan adalah regulator. 

Bobby juga memastikan, KCI membuka semua masukan dari masyarakat atas rencana tersebut, demi pengembangan dan pelayanan yang lebih baik. 

"Beberapa usulan tersebut pastinya disampaikan ke regulator atau Kemenhub terlebih dahulu, termasuk persetujuannya. Berikutnya tentu saja masukan dari penumpang kita atensi yang paling mudah seperti apa. Saya pikir itu, dan manajemen KCI saya yakin memperhatikan pengembangan pelayanan yang lebih baik di stasiun-stasiun KRL," kata Bobby. 

Lagi pula, tegas Bobby, integrasi tersebut baru sebatas rencana ."Itu baru rencana dan usulan KCI ya di Februari, belum keputusan, mungkin biasa di garis bawahi. Stakeholder pasti dilibatkan (dalam pembahasan rencana integrasi). Point kajiannya adalah secara safety, operasi , secara pelayanan dan kenyamanan harus di kedepankan," kata Bobby. 

Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus meyakini, integrasi  Stasiun Karet dan Stasiun BNI City, akan memangkas waktu perjalanan kereta bandara, dari 56 menit menjadi 40 menit, dengan keberangkatan awal dari stasiun Manggarai.

"Dengan begitu layanan ini dapat menjadi pilihan utama masyarakat dalam menuju atau pulang dari bandara," kata Joni. 

Joni menyampaikan, stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. Baik dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko.

"Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya dari dan menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu," kata Joni.

Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

"Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini baru melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Sedangkan dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya," terangnya.

Joni kembali menegaskan bahwa integrasi tersebut dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, terlebih keberadaan Stasiun Karet juga sudah tidak layak. Berdasarkan data KCI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun karet mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

Hal itu membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini, hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang membuatnya lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan sebidang.

"Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas, faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama karena dengan rangkaian sebanyak 12 gerbong KRL  tidak preipal di perlintasan (rangkaian KRL akan menutup perlintasan)," tegas Joni.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI