Apresiasi BNN, Henry Indraguna Tekankan Pidana Berat dan Rehabilitasi Pengguna Narkoba
SinPo.id - Pakar hukum Henry Indraguna mengapresiasi kinerja seluruh jajaran Badan Narkotika Nasional (BNN). Diketahui BNN berhasil mengungkap 620 kasus narkoba sepanjang tahun 2024.
Menurut Henry, capaian prestasi tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
"Harapannya, ke depan, BNN bisa lebih baik lagi bekerja secara sungguh-sungguh menumpas kejahatan extra ordinary ini. Tak hanya berhasil mengungkap kasusnya tetapi juga seharusnya bisa memberantas hingga ke akar-akarnya. Termasuk pihak-pihak yang kini melindungi para pengedar narkoba," ujar Henry dalam keterangannya, Senin, 30 Desember 2024.
Masalah narkoba, kata Henry, bukan barang baru di Indonesia. Namun masalah yang sudah sangat lama dan tak pernah bisa diberantas hingga tuntas.
"Tak terhitung sudah berapa puluh ribu masyarakat kita yang menjadi korban. Bahkan dengan penegakan hukum yang ada saat ini, seakan-akan tak bisa memberikan efek jera pada para pengedar, bandar, maupun pengguna," ujar dia.
Penyelesaian masalah narkoba, lanjut Henry, bukan dengan memberikan pidana penjara. Tapi juga harus disertai rehabilitasi secara ketat bagi para pengguna, sehingga dapat memberi efek jera.
"Jangan sampai uang pemerintah hanya sia-sia saja, habis untuk mengejar pengedar atau pengguna kelas kroco. Sementara yang kakap tak tersentuh. Malahan tetap bebas memangsa masyarakat Indonesia, terutama generasi muda," katanya.
Tinjau Mekanisme Penindakan Narkoba
Di sisi lain, Henry meminta pihak penegak hukum untuk meninjau kembali mekanisme penindakan kepada para pengguna dan pengedar narkoba ini.
"Mungkin saja, pemerintah bisa memanfaatkan para pengguna dan pengedar ini untuk menjerat para bandar kelas kakap. Dan tentunya ini harus didukung oleh semua pihak. Jangan mau negara ini dijadikan pasar dari barang berbahaya itu. Bisa hancur generasi muda kita," tegasnya.
Lebih jauh Henry juga mengimbau masyarakat untuk secara aktif mengawasi lingkungan sekitarnya. Sehingga dapat mengantisipasi munculnya jaringan narkoba.
"Kita mulai dari scope kecil, dari keluarga. Orang tua dan anak, harus bisa membangun komunikasi yang baik, agar anak tida bisa terjerat benda laknat itu. Lalu scope sekolah, juga harus dibangun kewaspadaan bersama. Lingkungan RT, RW, Kelurahan, ayo 'kita sama-sama jaga keluarga kita, anak kita, teman kita, saudara kita, jangan sampai terpapar narkoba," paparnya.
Anggota Dewan Pembina Kongres Advokat Indonesia (KAI) ini menyatakan sinergi masyarakat dengan penegak hukum, diharapkan bisa menurunkan tingkat penyebaran narkoba di Indonesia. Sinergi ini penting guna menyelesaikan masalah besar, seperti narkoba.
"Ayo kita sama-sama, semua elemen masyarakat, semua insan Indonesia. Kita hancurkan narkoba, jangan sampai bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia," imbuhnya.
Seperti diketahui, Badan Narkotika Nasional melaporkan selama tahun 2024, telah berhasil mengungkap 620 kasus peredaran narkotika sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut, 985 orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Adapun jumlah kasus yang diungkap sebanyak 618 kasus tindak pidana narkotika, dengan jumlah tersangka yang diamankan sebanyak 974 orang. Lalu, 2 kasus prekursor narkotika, dengan 11 tersangka," kata Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom dalam konferensi pers akhir tahun di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin, 23 Desember 2024.
Marthinus menjelaskan, dari ratusan kasus tersebut, BNN berhasil menyita sejumlah barang bukti narkotika dalam jumlah besar.
"BNN menyita barang bukti narkotika, di antaranya 710.980,59 gram sabu, 2.178.034,61 gram ganja, 1.077,69 gram ganja sintetis, 290.737,23 butir dan 138.404,29 gram ekstasi, 2.760 gram heroin, 4.335,34 gram kokain, 971.000 butir dan 2.800 gram PCC, serta 1.300 ml cairan prekursor narkotika," jelasnya.
Marthinus menyebut, sebanyak 363 orang masuk daftar pencarian orang (DPO) terkait kasus narkotika pada tahun ini.
"Dari daftar panjang DPO tersebut, BNN berhasil mengamankan 26 orang di antaranya, sedangkan 337 orang lainnya masih dalam proses pencarian dan pengejaran," tandasnya.