14 Februari 2024: Prabowo-Gibran Menangkan Pilpres Peluang Bergabung Partai Pesaing
SinPo.id - Komisi pemilihan umum atau KPU menetapkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan Capres-Cawapres terpilih pada Pilpres 2024.
"Hasil pemilihan umum secara nasional sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sampai dengan Diktum Kelima ditetapkan pada hari Rabu tanggal 20 bulan Maret tahun 2024 pukul 22.19 menit WIB," kata Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari kala itu.
Hasyim mengungkapkan pasangan Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 40.971.906 suara, sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 27.040.878 suara dari total surat suara sah 164.227.475.
Tercatat Prabowo – Gibran menang mutlak di 34 provinsi, sedangkan Pasangan Anies-Muhaimin hanya menang di dua provinsi masing-masing Aceh dan Sumatera Barat.
Ucapan Selamat Non Koallisi Berlanjut Silaturahmi
Ketua Umum partai NasDem Surya Paloh mengucapkan selamat kepada Paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang memenangkan Pilpres 2024. "NasDem juga ucapkan selamat kepada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024. Partai NasDem ucapkan selamat kepada seluruh parpol peserta pemilu beserta ketiga paslon yang ikuti Pilpres 2024," kata Paloh.
Sehari berikutnya, tepatnya hari Jum’at kemarin Prabowo Subianto menemui Surya Paloh di kantor NasDem Tower sekitar jam 13.30 WIB. Dalam pertemuan itu Prabowo sempat bercanda, bahwa dirinya sudah lama menawarkan Partai NasDem untuk bergabung ke koalisinya.
"Sudah lama kita tawarkan NasDem untuk gabung," kata Prabowo.
Surya Poloh pun hanya tersenyum mendengar pernyataan Prabowo, sembari dirinya memegang tangan dan pundak Ketua Umum Partai Gerindra itu. Ia mengatakan peluang partainya bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran mesti harus dipikir-pikir secara matang.
"Itu fifty-fifty possibility-nya (bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran)," ujar Paloh.
Paloh sebenarnya memberikan sinyal partainya akan bergabung keoalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun pilihan itu tak bisa diputuskan secapat mungkin, dia meminta publik bersabar sembari melihat perkembangan politik.
"Kita lihat perkembangan dulu ya," katanya.
Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menilai pertemuan Prabowo dengan Surya Paloh yang disambut dengan “karpet merah” punya simbol politik. Menurut Arifki penyambutan yang diberikan tidak biasa, apalagi posisi Prabowo yang sudah ditetapkan oleh KPU sebagai pemenang Pilpres.
“Karpet merah ini, sambutan untuk orang yang spesial. Jelas ini simbol politik. Menariknya simbol politik itu diberikan oleh NasDem," ujar Arifki.
Pertemuan Surya Paloh dan Prabowo Subianto juga menjadi menarik karena pada momentum yang sama, Anies-Muhaimin sedang mempersiapkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Sebenarnya, hal ini yang menyebabkan posisi politik NasDem “mahal” bagi Prabowo. Karena dibalik usaha Anies-Imin menyiapkan gugatan, NasDem punya sikap berbeda," ujar Arifki menambahkan.
Selain itu, Surya Paloh dan Prabowo Subianto tentu juga bagian dari efek politik hak angket yang masih tarik ulur. Di balik kemenangan PDI-P di Pileg, partai yang dipimpin oleh Megawati tentu optimis melihat peluang hak angket. Namun, kata Arifki, setelah sebelumnya terjadi tarik ulur posisi antara NasDem dan PDI-P soal hak angket. NasDem sepertinya lebih cepat membaca ruang-ruang kosong, sehingga lebih duluan membangun posisi untuk masuk ke pemerintahan.
“Jika Prabowo-Gibran sukses merangkul NasDem dan PKB untuk bergabung dengan koalisi. Daya tawar politik PDI-P tidak lagi mahal, karena kekuatan politik Prabowo lebih kuat di parlemen," kata Arifiki menjelaskan.