Presiden Baru Georgia Dilantik di Tengah Kemelut Politik

Laporan: Khaerul Anam
Senin, 30 Desember 2024 | 05:28 WIB
Para pengunjuk rasa memegang bendera Georgia (SinPo.id/AP)
Para pengunjuk rasa memegang bendera Georgia (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Georgia melantik seorang loyalis partai pemerintah sayap kanan sebagai presiden pada Minggu, 29 Desember 2024. Pelantikan tersebut memperburuk krisis politik setelah presiden sebelumnya yang pro-Uni Eropa menyatakan dirinya sebagai “satu-satunya presiden sah.”

Pelantikan Mikhail Kavelashvili, seorang mantan pemain sepak bola, memperparah krisis politik yang telah berlangsung berbulan-bulan dan memicu demonstrasi pro-Uni Eropa besar-besaran.

Presiden Georgia yang akan meninggalkan jabatannya, Salome Zurabishvili, dan para pengunjuk rasa menyebut Kavelashvili “tidak sah” dan menuntut pemilu ulang pada Oktober lalu, yang mereka klaim telah dicurangi oleh partai pemerintah Georgian Dream.

“Sejarah kita jelas menunjukkan bahwa setelah perjuangan panjang untuk mempertahankan tanah air dan tradisi kita, perdamaian selalu menjadi salah satu tujuan dan nilai utama bagi rakyat Georgia," ujar Kavelashvili setelah mengucapkan sumpah presiden di parlemen.

Georgian Dream memposisikan diri mereka sebagai satu-satunya penjaga stabilitas di negara itu dan menuduh Barat mencoba menyeret Tbilisi ke dalam konflik Ukraina.

Kavelashvili, yang dikenal karena pandangannya yang ekstrem kanan dan komentar-komentarnya yang merendahkan kelompok LGBTQ, kemudian memuji "tradisi kita, nilai-nilai, identitas nasional, kesucian keluarga, dan iman.”

Beberapa saat sebelumnya, di istana kepresidenan yang dekat dari lokasi pelantikan, Zurabishvili mengatakan meski ia akan meninggalkan istana, perjuangannya melawan Georgian Dream akan terus berlanjut.

“Saya tetap satu-satunya presiden sah,” katanya di hadapan publik.

“Saya akan meninggalkan istana kepresidenan dan mendukung kalian, menjaga legitimasi, bendera, dan kepercayaan kalian."

Dalam sebuah gestur simbolis, Zurabishvili mengenakan pakaian putih-hitam—warna bendera Georgia—yang juga dikenakannya saat pelantikan enam tahun lalu. “Terlambat untuk Mundur”

BERITALAINNYA
BERITATERKINI