Legislator Soroti Konflik Berkepanjangan di Suriah

SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta, menyoroti konflik berkepanjangan di Suriah yang telah menyebabkan lebih dari 500 ribu orang tewas dan jutaan orang lainnya terlantar. Padahal, stabilitas di Suriah tidak hanya penting bagi kawasan Timur Tengah, tetapi juga bagi perdamaian global.
Melihat kondisi dan situasi tersebut, Sukamta juga menekankan pentingnya bantuan internasional dalam membangun kembali infrastruktur dasar yang hancur akibat konflik. Karen menurut laporan Bank Dunia, biaya rekonstruksi Suriah diperkirakan mencapai USD 250 miliar.
"Indonesia dapat menjalin kerja sama bilateral di bidang pendidikan, kesehatan, dan perdagangan untuk mendukung proses ini. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat hubungan dengan Suriah," kata Sukamta, dalam keterangan persnya, dikutip Jumat 27 Desember 2024.
Selain itu, ia juga mendorong kerja sama ekonomi dan transfer teknologi antarnegara D-8 sebagai langkah untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing negara-negara Muslim.
“Kami di DPR RI akan memastikan bahwa kebijakan nasional mendukung komitmen internasional yang telah disampaikan Presiden, khususnya dalam bidang ekonomi, teknologi, dan diplomasi kemanusiaan,” tegasnya.
Melalui momentum KTT D-8, Sukamta berharap Indonesia terus menjadi pelopor dalam memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan kemakmuran bagi negara-negara Muslim, dan kerja sama strategis antarnegara D-8 diharapkan dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia Islam.
Oleh karena itu, kata Sukamta, penting bagi Indonesia mengambil bagian dalam aksi kemanusiaan untuk Suriah, sama halnya seperti bantuan bagi Palestina. Pasalnya, peningkatan bantuan sangat dibutuhkan bagi jutaan rakyat dan pengungsi di negara tersebut.
"Kita harus menunjukkan solidaritas melalui bantuan logistik dan layanan kesehatan yang lebih terkoordinasi, baik di dalam negeri maupun melalui kerja sama dengan organisasi internasional. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban jutaan pengungsi, termasuk perempuan dan anak-anak, yang terdampak langsung oleh perang," tandasnya.