Pemerintah Bakal Salurkan Kredit Investasi Padat Karya Sebesar Rp20 Triliun pada 2025

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:51 WIB
Ilustrasi buruh sedang bekerja. (SinPo.id/Antara)
Ilustrasi buruh sedang bekerja. (SinPo.id/Antara)

SinPo.id - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meluncurkan program Kredit Investasi Padat Karya dengan target penyaluran mencapai Rp20 triliun pada 2025. Skema ini dirancang khusus untuk mendukung revitalisasi mesin dan peningkatan produktivitas di sektor industri padat karya.

"Pemerintah menyediakan anggaran subsidi bunga/marjin yang cukup untuk proyeksi penyaluran Skema Kredit Investasi Padat Karya ini, yang ditargetkan mencapai Rp20 triliun pada tahun 2025," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip Rabu, 25 Desember 2024.

Airlangga menjelaskan bahwa skema kredit ini merupakan bagian dari paket kebijakan pemerintah yang lebih luas untuk menyelamatkan dan memperkuat industri di Indonesia. Pemerintah akan terus mendorong transformasi industri melalui berbagai instrumen, seperti insentif fiskal, kemudahan perizinan, peningkatan kualitas SDM, serta penguatan riset dan inovasi.

"Ini merupakan bukti konkret keseriusan Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri padat karya nasional, serta menciptakan lapangan kerja baru," ungkapnya.

Skema kredit ini menawarkan berbagai fitur, antara lain plafon pinjaman mulai dari Rp500 juta hingga Rp10 miliar, suku bunga/marjin yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit komersial, dan jangka waktu pinjaman fleksibel antara 5 hingga 8 tahun.

Skema kredit ini ditujukan untuk sektor-sektor industri padat karya, seperti pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit, barang dari kulit, alas kaki, mainan anak, serta makanan dan minuman.

Untuk mendapatkan kredit ini, calon penerima harus memenuhi sejumlah syarat, di antaranya memiliki usaha yang produktif dan layak, memiliki pengalaman usaha minimal 2 tahun, serta memiliki paling sedikit 50 tenaga kerja.

"Program ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan revitalisasi mesin yang dilakukan," tutup Airlangga.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI