Indonesia Dorong Gencatan Senjata dan Rekonsiliasi di Sudan

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 18 Desember 2024 | 04:17 WIB
Suriah (anadolu)
Suriah (anadolu)

SinPo.id -  Pemerintah Indonesia terus mendorong Sudan untuk mencapai gencatan senjata dan rekonsiliasi demi menciptakan stabilitas dan kemakmuran di negara tersebut. Duta Besar RI untuk Sudan, Sunarko, menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung upaya perdamaian di Sudan yang hingga kini masih menghadapi konflik antara Pasukan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF).

"Indonesia sangat memperhatikan kondisi keamanan di Sudan dan terus mendorong terciptanya rekonsiliasi, gencatan senjata, serta pemerintahan yang aman dan stabil," kata Sunarko dalam acara yang digelar Kementerian Luar Negeri RI, Selasa 17 Desember 2024.

Sunarko menambahkan, Indonesia siap memberikan bantuan kemanusiaan sesuai kebutuhan masyarakat Sudan. Tak hanya itu, Indonesia juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam proses rekonstruksi nasional dan pembangunan setelah Sudan mencapai stabilitas politik dan ekonomi.

"Keberadaan KBRI di Sudan di tengah krisis merupakan bukti nyata dukungan Indonesia bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas di Sudan," tegasnya.

Sunarko mengakui tantangan terbesar dalam proses rekonsiliasi adalah keengganan kedua pihak yang bertikai untuk menerima konsep gencatan senjata permanen. Hingga kini, baik SAF maupun RSF masih mengedepankan pendekatan militer untuk mempertahankan posisi masing-masing.

"Tantangan ini menjauhkan Sudan dari upaya menciptakan transisi pemerintahan yang stabil, demokratis, dan berpihak pada rakyat sipil," ujarnya.

Meski situasi konflik terus berlangsung, Indonesia tetap berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Sudan. Nilai perdagangan bilateral antara kedua negara, menurut Sunarko, menunjukkan performa yang relatif baik dalam beberapa tahun terakhir.

"KBRI terus mengupayakan peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, meskipun tantangannya sangat berat," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI