Taiwan Siaga Tinggi Setelah China Batasi Wilayah Udara
SinPo.id - Taiwan menyatakan bahwa militernya dalam kondisi siaga tinggi dan bahkan menggelar latihan kesiapan tempur pada Senin, 9 Desember 2024, setelah mendeteksi kehadiran kapal perang dan kapal Garda Pantai China di sekitar perairan pulau tersebut.
Latihan itu juga dilakukan sebagai respons terhadap pembatasan wilayah udara yang diberlakukan oleh tentara Beijing di lepas pantai China.
"Menanggapi tindakan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat -red) ini, MND (Kementerian Pertananan Taiwan -red) memutuskan untuk memulai latihan kesiapan tempur, dengan mempertimbangkan ancaman musuh, kondisi cuaca, dan posisi taktis," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan. Mereka menekankanya bahwa pihak militer berada dalam kondisi siaga "tinggi".
Baik PLA maupun media pemerintah China tidak memberikan informasi apapun terkait peningkatan aktivitas militer di sekitar Taiwan.
China mengeklaim Taiwan adalah bagian dari teritorinya, dan Beijing sering kali mengerahkan jet tempur dan kapal angkatan laut sebagai upaya untuk menegaskan klaim sepihak itu.
Namun, muncul spekulasi bahwa China kemungkinan besar juga akan menggelar latihan militer sebagai respons terhadap kunjungan Presiden Taiwan, Lai Ching-te, ke wilayah Pasifik minggu lalu, dan bahkan sempat singgah ke dua wilayah Amerika Serikat.
Selama berada di Guam pada pekan lalu, Lai berbicara dengan Ketua DPR Amerika Serikat dari Partai Republik, Mike Johnson yang menuai kritik tajam dari Beijing.
Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Taiwan pada Jumat bahwa "upaya meraih kemerdekaan dengan campur tangan Amerika Serikat pasti akan menemui jalan buntu.” Beijing juga meminta Washington "berhenti mencampuri urusan terkait Taiwan".
Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan latihan militer China di sekitar Taiwan setelah perjalanannya, Lai pada Jumat mengatakan, "Mengangkat tinju tidak sebaik membuka tangan."
"Tidak peduli berapa banyak latihan militer, kapal perang, dan pesawat yang dikirim China untuk memaksa negara-negara tetangga, China tidak dapat memenangkan rasa hormat dari negara mana pun," kata Lai.
Lawatan tersebut, yang merupakan perjalanan luar negeri pertama Lai sejak menjabat pada Mei, bertujuan untuk memperkuat hubungan di wilayah Pasifik, di mana China sedang berupaya mendekati sekutu Taiwan.
Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat yang memiliki pemerintah otonom, pasukan militer, dan bahkan mata uang sendiri. Namun, Beijing tetap bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menguasainya.