Harga Pertamax Naik, Begini Tanggapan Ketua DPR RI

Laporan:
Senin, 02 Juli 2018 | 11:54 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - PT Pertamina (Persero) menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax secara berbeda di seluruh wilayah seiring dengan naiknya harga minyak dunia. Di Jakarta, Pertamax naik dari Rp 8.900 menjadi Rp 9.500 per liter. Imbas kenaikan harga ini menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat.

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menganggap kenaikan harga Pertamax itu merupakan hal yang wajar, sebab BBM Pertamax banyak dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke atas.

"Kalau Pertamax kan dikonsumsi menengah ke atas. Dan kebetulan saya tidak pakai Pertamax lagi, saya pakai listrik. Jadi menurut saya wajar itu adalah corporate action. Yang penting tidak bahan bakar yang dibutuhkan masyarakat banyak," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet ini di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/7/2018).

Sebelumnya, VP Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, kenaikan harga BBM jenis Pertamax dilakukan perusahaan untuk merespons harga minyak dunia yang terus melambung. Sedangkan untuk jenis Premium dan Pertalite harganya tak mengalami perubahan. Perubahan harga BBM Pertamax berlaku bagi seluruh wilayah Indonesia. Namun, untuk besarannya tidak merata karena menyesuaikan pajak BBM kendaraan.

Selain itu, apabila kenaikan BBM Pertamax tak mempengaruhi kondisi perekonomian masyarakat maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, yang perlu diantisipasi adalah ketika harga Pertamax dan Premium terpaut lumayan jauh, maka masyarakat akan beralih ke Premium. Sehingga, kelangkaan BBM Premium bisa saja terjadi. Karena itu, ia meminta Pertamina dan Kemenkeu bersama-sama memikirkan hal ini agar ke depan gejolak di masyarakat tidak terjadi akibat kenaikan harga dan kelangkaan BBM.

"Sejauh itu hanya menengah atas dan tidak mengganggu perekonomian rakyat menurut saya tidak masalah. Tapi kalau nanti begitu, nanti kan konsekuensinya sebetulnya Pertamax naik ini pasti ada kelangkaan di Premium. Karena kalau bedanya jauh pasti orang kan beli Premium. Dan itu pasti akan menimbulkan kelangkaan," tuturnya sekaligus mengakhiri.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI