POLISI TEMBAK SISWA SMK

Polisi Tembak Siswa SMK Semarang, Henry Indraguna: Polri Harus Tindak Tegas

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Minggu, 08 Desember 2024 | 21:28 WIB
Pakar hukum Henry Indraguna (SinPo.id/ Dok. Pribadi)
Pakar hukum Henry Indraguna (SinPo.id/ Dok. Pribadi)

SinPo.id - Pakar hukum Henry Indraguna meminta Aipda RZ, oknum anggota Polri yang siswa SMK berinisial GRO (17) di Semarang ditindak tegas. Ia menduga apa yang dilakukan RZ tidak sesuai protokol.

Menurut Henry, meskipun ada dugaan korban terlibat dalam kelompok tertentu. Namun tindakan penembakan tersebut tetap tidak dapat dibenarkan.

Dia menjelaskan, tindakan oknum polisi yang menembak ke arah pinggul, bukan kaki, tidak sesuai dengan prosedur. Seharusnya polisi juga memberi tembakan peringatan terlebih dahulu.

"Saya khawatir Kapolrestabes Semarang dibohongi anak buahnya. Saya melihat kalau pembelaan oleh Kapolrestabes Semarang itu, karena mendapatkan informasi yang salah dan dilakukan lebih dari satu orang," kata Henry dalam keterangannya , Minggu, 8 Desember 2024.

Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Kongres Advokat Indonesia (KAI) ini juga mempertanyakan motif di balik penembakan tersebut. Ditegaskannya, tidak ada dasar hukum yang jelas untuk tindakan tersebut, terutama jika mengacu pada standar operasi prosedur kepolisian. 

“Jika korban melawan, seharusnya ada upaya untuk melumpuhkan, jangan  langsung menembaknya,” tegasnya. 

Dalam konteks ini, sambung Henry, penting untuk menyoroti bagaimana kasus ini mencerminkan masalah dalam institusi kepolisian.Insiden ini harus menjadi introspeksi Polri untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem serta prosedur yang ada. 

Dia juga merekomendasikan agar dilakukan tes psikologi ulang bagi anggota kepolisian yang memegang senjata. Distribusi senjata juga harus dilakukan lebih ketat, dengan mempertimbangkan aspek psikologis dan temperamental anggota.

“Jika terjadi kesalahan anggota maka pimpinan harus segera memberikan sanksi tegas. Law enforcement harus dijalankan secara tegak lurus dan transparansi pengusutan harus dilakukan secara fairnees," katanya.

"Dengan begitu kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian tidak luntur. Jangan karena perbuatan oknum polisi lalu institusi yang akan terkena dampak buruknya," sambungnya.

Lebih jauh Henry berpesan agar Polri harus berupaya keras untuk membangun kembali citra dan kepercayaan publik. 

“Slogan ‘Presisi’ yang diusung oleh Kapolri harus diterapkan dengan nyata, bukan hanya sekedar kata-kata. Percayalah peristiwa ini tidak mungkin karena atas perintah atasan. Akan tetapi  karena oknum yang menyalahgunakan diskresi yang ada,” tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI