Kementerian ESDM Sebut Green Sukuk Solusi Terbaik Pembiayaan Proyek Hijau
SinPo.id - Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andriah Feby Misna menyampaikan Green Sukuk merupakan instrumen penting dalam mendukung proyek hijau di masa depan.
Dalam upaya mempercepat transisi energi bersih dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, menurutnya, Green Sukuk merupakan instrumen pembiayaan yang paling efektif dan inovatif untuk investasi.
"Saya pikir Indonesia sangat sukses dengan Green Sukuk. Menurut saya ini adalah salah satu pilihan untuk pembiayaan proyek hijau masa depan dibanding sumber (pembiayaan) lainnya," kata Feby dalam keterangan yang diterima pada Kamis, 28 November 2024.
Pemerintah telah melakukan inovasi pembiayaan infrastruktur dengan menerbitkan Green Sukuk. Green Sukuk adalah sebuah instrumen investasi syariah yang dirancang khusus untuk mendukung proyek-proyek yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.
Green Sukuk bukan produk Sukuk biasa. Selain dapat berfungsi sebagai sumber pembiayaan APBN pemerintah, Green Sukuk juga menjadi sarana untuk mendukung membiayai proyek-proyek yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Lebih lanjut, Feby menekankan regulasi, tata kelola, dan fasilitas yang mendukung investor agar bisa menanamkan modalnya pada sektor energi terbarukan merupakan hal penting.
"Kita juga memerlukan kebijakan dan regulasi untuk memastikan bahwa investor memiliki kondisi dan lingkungan yang baik untuk berinvestasi pada transisi energi," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani mengatakan, untuk mengundang investor asing menanamkan modalnya pada sektor energi terbarukan dibutuhkan tata kelola dan fasilitas pendukung.
"Untuk mereka berinvestasi, yang berhubungan dengan tata kelola yang berkelanjutan dan berkesinambungan dari lingkungan hidup, itu menjadi salah prioritas utama. Contohnya mereka mau bikin EV car di sini, harus ada manufaktur. Mereka inginnya ya tenaga energinya dari energi yang bersih," kata Rosan dalam Leaders Forum: Menuju Indonesia Hijau di Jakarta, pada September 2024, dilansir Antara.
Menurut Rosan, investor asing sangat selektif dalam memilih mitra. Jika bicara terkait proyek energi hijau, makan fasilitas pendukungnya pun harus menggunakan energi bersih.
"Maka dari itu, kita akan mencoba mendorong pembangunan industrial estate yang berbasis clean energy," ujarnya.
Pemerintah juga mendorong dan memberikan insentif agar ekosistem energi hijau bisa terbentuk. Rosan menuturkan, regulasi ini akan mendorong investor asing maupun dalam negeri mulai melirik berinvestasi di sektor energi hijau Indonesia.
Komitmen pemerintah untuk terus mendorong akselerasi transisi energi bersih terus digencarkan. Salah satunya diwujudkan dalam gelaran Electricity Connect 2024 yang mengambil tema ‘Go Beyond Power Energizing The Future’. Event ini diinisiasi oleh PT PLN (Persero) dan Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) dalam rangka memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transisi energi baru dan terbarukan (EBT).
Event Electricity Connect 2024 menargetkan peserta sebanyak 500 exhibitor dan 15.000 pengunjung yang berfokus di bidang ketenagalistrikan dapat turut hadir dan berkontribusi mendukung ekosistem energi bersih. Gelaran ini juga diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemangku kepentingan dan pelaku industri ketenagalistrikan untuk dapat bertukar informasi mengenai teknologi bersih, berbagi wawasan tentang smart grid, sekaligus memperkuat kolaborasi global untuk mencapai transisi energi menuju NZE 2060.